REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta (ANTARA) - DPP Partai NasDem menilai Peringatan Hari Santri Nasional menjadi momen bagi santri untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP Partai NasDem, Lathifa Al Anshori, di Jakarta, Kamis (22/10) mengatakan, peran santri sangatlah penting untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, serta membangun bangsa Indonesia di zaman yang kian modern.
Namun, lanjut dia, para santri di generasi saat ini akan menghadapi kondisi yang jauh berbeda dengan santri terdahulu ataupun masa dimana dia baru lulus dari pesantren tahun 2005 silam. Dengan perkembangan teknologi digital, kini santri yang bertahun-tahun digembleng untuk mendalami ilmu agama, setelah keluar dari pesantren tidak perlu lagi bersusah payah terhubung dengan almamater, pun untuk mengecek kitab-kitab lama.
"Karena media sosial sudah berkembang pesat dan banyak buku sudah dibuat versi digitalnya," kata Alumni Pondok Pesantren Mambaus Shalihin wa Muta'alimin, Suci, Manyar, Gresik, Jawa Timur ini.
Santri di era modern, kata dia, seharusnya dapat lebih mudah mengembangkan diri. Karena sekarang sudah banyak sekali tersedia aplikasi dan inisiatif yang merangkul santri untuk berkembang bersama. Bahkan jika nantinya terjun ke dunia bisnis pun, mereka tetap dapat berada dalam jalurnya sebagai santri di era yang modern ini.
Program seperti Santri Milenial Centre (SiMaC) hingga aplikasi Kedaulatan Santri (KESAN), dan model bisnis Kopi Abah membuat hal itu menjadi mungkin. Namun pada dasarnya, santri di generasi saat ini harus terlebih dahulu memahami tentang transformasi digital yang mulai terjadi di Indonesia, utamanya dari sisi positif dan negatifnya era digital. "Di tahun 2020 kita melihat transformasi digital sudah semakin sukses. Di situ tentu membuat kita, termasuk para santri, perlu lebih mawas diri dan lebih mengetahui apa saja dalam dunia digital," ujar Latifa.
Dia mengatakan, sebaiknya hal yang perlu ditekankan sebagai kelebihan modernisasi dan juga pembatasan adalah perihal pelindungan data pribadi. "Jangan sampai teman-teman santri tidak tahu-menahu atau tidak mau tahu soal pentingnya data pribadi yang mereka miliki, di mana itu adalah hak privasi mereka," papar Lathifa.
Lathifa berharap para santri ke depannya bersiap untuk menghadapi tantangan masuk ke dalam dunia kerja digital, dan turut serta menjadi bagian dari talenta digital Indonesia. Mengingat setiap tahunnya Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital hingga nanti memasuki 100 tahun kemerdekaan pada 2045, dan santri sangat diharapkan dapat ikut menjadi bagian di dalamnya.
"Ini bukan pekerjaan yang gampang, tapi saya yakin dengan ketekunan yang diajarkan di pesantren juga keteguhan dan ketegasan dari pengasuh-pengasuh pondok pesantren dapat menginspirasi santri untuk telaten mempelajari hal-hal yang ada dalam dunia digital. Mereka bisa menjadi talenta digital yang dapat mengembangkan Indonesia, khususnya bermanfaat untuk lingkungan pesantren," tambah Lathifa.
Santri di era moderen tetaplah harus menerapkan disiplin tinggi dalam beragama, namun tentunya diimbangi dengan pengetahuan umum dan keterbaruan yang terus berjalan seiring dengan zaman yang kian dinamis. "Selamat Hari Santri 2020. Jadilah santri yang teguh, beragama, dan teladan dalam membela NKRI," kata dara alumni Cairo University Mesir ini.