REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 3.000 relawan COVID-19 yang berdomisili di Bandung Raya mengikuti pelatihan perdana. Pelatihan ini digelar, untuk memberikan ilmu ketika melakukan sosialiasi terkait COVID-19 kepada masyarakat sekitar.
Menurut Koordinator Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Andre Rahadian, pelatihan relawan ini sudah dilakukan di dua wilayah sebelumnya yakni Jawa Timur dan Sumatra Utara. Sejauh ini total ada 6.500 relawan yang juga ikut pelatihan secara daring.
Sedangkan secara keseluruhan ada 116 ribu relawan yang merupakan gabungan dari perorangan, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi lainnya.
"Dengan peran relawan yang lebih besar kita ingin melakukan pencegahan COVID-19 dari level terkecil, yakni tataran masyarakat," ujar Andre kepada wartawan, Senin (19/10).
Menurut Andre, ada beberapa ilmu yang nantinya akan dipelajari oleh setiap relawan. Setiap narasi yang disampaikan harus sejalan dengan apa yang dikerjakan pemerintah.
Namun, kata dia, penyampaian ini mesti sesuai dengan prilaku masyarakat sekitar. Harapannya komunikasi bisa dibangun lebih tepat, cepat, dan benar, sehingga upaya menekan penyebaran COVID-19 ini berjalan maksimal.
"Mudah-mudahan pelatigan ini yang dilakukan sampai 9 November bisa berjalan lancar. Dan manfaatya para relawan bisa segera berkontribusi untuk menyampaikan langsung ke orang terdekatnya," katanya.
Sementara menurut Deputi Bidang Pencegahan Lilik Kurniawan, setiap masyarakat yang ikut serta menjadi relawan tidak hanya dokter atau para ahli saja. Setiap orang bisa bersumbangsih dalam mencegah COVID-19, termasuk relawan yang berada di garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat.
Sebagai pembekalan, kata dia, ada empat hal yang paling utama harus dikuasai relawan. Pertama, relawan harus paham mengenai protokol kesehatan. Kedua, komunikasi publik harus dipersiapkan sebaik mungkin.
"Karena Bandung ini miniatur Indonesia maka relawan akan menjadi agen perubahan sehingga cara penyampaikan pun harus benar kepada publik. Jangan penyampaian malah jadi ada pertengkaran, perkelahian," kata dia.
Ketiga, kata dia, relawan harus bisa menyampaikan atau melaporkan data kepada pemerintah melalui aplikasi yang sudah disiapkan. Serta keempat, mereka harus paham sedikit tentang ketahanan pangan.
Sementara menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam penyampaian kepada masyarakat setiap relawan harus memperlihatkan rasa optimistis. Misalnya, ketika ada orang yang bertanya mengenai COVID-19, sampaikan sesuatu yang positif seperti kesiapan vaksin yang akan datang bulan depan.
Ridwan Kamil mengatakan, memang untuk menjadi relawan itu tidak mudah. Maka, setiap relawan harus semangat dalam mengedukasi warga.