Senin 19 Oct 2020 12:00 WIB

Penyerahan Hasil Investigasi TGPF Intan Jaya Mundur Lagi

Laporan hasil investigasi TGPF Intan Jaya sudah selesai sejak 17 Oktober lalu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Tim Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Benny Mamoto, dengan laporan hasil investigasi yang telah rampung.
Foto: Dok. Kemenko Polhukam
Ketua Tim Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Benny Mamoto, dengan laporan hasil investigasi yang telah rampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya akan menyerahkan hasil temuan investigasi lapangan yang mereka lakukan pada Rabu (21/10). Penyerahan hasil investigasi itu mundur dari jadwal karena kesibukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

“Baru saja kami mendapatkan informasi dan jadwal dari Sesmenko Polhukam, tim diagendakan untuk bertemu Pak Menko pada hari Rabu lusa untuk menyerahkan hasil investigasi lapangan oleh TGPF Intan Jaya,” ujar Ketua Tim Investigaai TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto, Senin (19/10).

Padahal, tim investigasi lapangan TGPF Intan Jaya sebelumnya sudah dijadwalkam akan diterima Menko Polhukam, Mahfud MD, hari ini. Namun, jadwal tersebut diundur karena pertimbangan jadwal Mahfud yang padat. Benny mendapatkan informasi, Mahfud harus menghadiri dua rapat dengan presiden, memimpin beberapa rapat terkait pembahasan peraturan omnibus law, dan rapat lainnya.

“Pak Menko hari ini menghadiri dua rapat dengan presiden, dan memimpin beberapa rapat terkait pembahasan peraturan omnibus law, serta rapat koordinasi kemenko Polhukam, sehingga kami memahami bila diterima pada Rabu lusa," kata Benny.

Benny menjelaskan, laporan hasil investigasi TGPF Intan Jaya sendiri sudah selesai sejak 17 Oktober lalu. Laporan tersebut ia katakan memuat informasi dan fakta-fakta yang didapatkan dari 42 saksi atau narasumber yang telah tim temui dan wawancarai. Laporan itu saat ini berada di Ketua TGPF.

"Laporannya ada pada saya, jadi mohon bersabar sedikit, akan saya serahkan dan diumumkan pak Menko pada Rabu lusa,” ujar Benny sambil menunjukkan laporan bersampul warna hijau dan oranye tersebut.

Sebelumnya, Mahfud MD disebut akan mengumumkan hasil investigasi terkait kasus penembakan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua beberapa waktu lalu. Benny saat jumpa pers secara daring pada Sabtu (17/10) lalu mengatakan, pihaknya akan menyerahkan hasil investigasi soal penembakan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya kepada Menko Polhukam pada Senin (19/10).

"Perlu kami sampaikan bahwa nanti menyangkut capaian tim akan disampaikan langsung oleh Bapak Menko pada hari Senin," kata Benny, Sabtu (17/10).

Dia pun tak mengungkapkan, alasan laporan hasil investigasi tersebut akan diumumkan langsung oleh Mahfud. Menurut Benny, penyidikan yang dilakukannya lebih banyak menggunakan pendekatan kultural. Sehingga, memerlukan kerelaan pihak yang diundang untuk bersaksi terkait insiden itu.

"Perlu kami sampaikan bahwa ketika kami turun yang kami kedepankan adalah pendekatan kultural. Kami bukan penyidik. Kami semata-mata hanya mengumpulkan fakta lapangan, sehingga teknis menggali informasi kami yang harus datang atau kerelaan sendiri ketika kami undang," katanya.

Ketua Harian Kompolnas ini pun mengucapkan terima kasih atas segala bentuk kerja sama yang dilakukan oleh para anggota tim yang bertugas. Menurut dia, anggota TGPF Intan Jaya memiliki komitmen yang tinggi untuk membuat kasus ini menjadi terang.

"Pak Menko telah menyusun tim yang terdiri dari Akademisi, Kejaksaan, Polhukam sendiri, serta tokoh agama. Dan ternayata komitmen tim yang begitu tinggi solid dan penuh semangat itulah yang membuat 14 hari bisa dengan padat kita bisa melakukan berbagai kegiatan dan mencapai target," kata Benny.

Kegiatan yang dilakukan oleh TGPF di Bumi Cenderawasih itu, antara lain mengumpulkan data, melakukan kroscek informasi, serta berkomunikasi dengan tokoh agama dan masyarakat. "Saya melihat, keterwakilan dari pihak yang mengadukan ikut dalam tim kami itulah salah satu bentuk transparansi," ujar dia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement