REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyayangkan, tindakan anarkis dan perusakan yang dilakukan saat demonstrasi tolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Perusakan itu terjadi pada sejumlah halte bus Transjakarta, pos polisi hingga lampu lalu lintas.
"Kami menyayangkan ada aksi anarkis dari masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang telah melakukan perusakan tempat umum, fasilitas umum dan melakukan pembakaran," kata Ariza di Jakarta, Jumat (9/10).
Ariza mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, total ada 25 halte bus yang dirusak. Dia menyebut, total kerugian yang dialami mencapai Rp 65 miliar.
Ariza pun mengimbau, kepada masyarakat yang melakukan unjuk rasa agar dapat menahan emosi. Selain itu, dia juga meminta, untuk tidak melakukan perusakan terhadap berbagai fasilitas umum yang ada.
"Kami minta kepada masyarkaat untuk tidak melakukan perusakan-perusakan fasilitas umum, atau fasilitas transportasi, atau fasilitas lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari mahasiswa dan buruh menggelar aksi demonstrasi penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI di beberapa lokasi di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia, Kamis (8/10). Aksi itu pun berakhir ricuh.
Sejumlah perusakan dilakukan oleh massa aksi, seperti di Simpang Lima Senen, Jakarta Pusat; Simpang Harmoni; dan Jalan MH Thamrin.