Selasa 06 Oct 2020 16:26 WIB

Kenapa Kampus PTIQ Masih Menggelar Perkuliahan Tatap Muka?

Mahasiswa semester awal difokuskan belajar menghafal Alquran selama setahun pertama.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Suasan kampus Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) yang ditutup di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasan kampus Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) yang ditutup di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan mahasiswa kampus Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ), Cilandak, Jakarta Selatan, dinyatakan positif Covid-19. Mereka adalah para mahasiswa penghuni asrama, yang berlokasi di area kampus. Direktur Asrama PTIQ, Pangadilan Daulay, mengatakan, mahasiswa semester 1 dan 2 memang diwajibkan tinggal di asrama. Mereka difokuskan belajar menghafal Alquran selama satu tahun pertama.

"Semester 1 dan 2 itu offline (belajar tatap muka) semua karena menghafal Alquran. Menghafal Alquran itu tidak efektif dengan online, makanya dibuka," kata Daulay kepada Republika.co.id, Selasa (6/10). Perkuliahan daring hanya untuk mahasiswa semester 3 hingga semester 7.

Baca Juga

Para mahasiswa tahun pertama itu, lanjut Daulay, masuk ke asrama pada akhir Agustus 2020, bertepatan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta. Jumlahnya sebanyak 409 mahasiswa. Mereka menempati kamar bersama dengan kapasitas tiga hingga lima mahasiswa per kamar.

Daulay mengatakan, pembukaan asrama itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semua mahasiswa diharuskan membawa hasil rapid test non-reaktif. Setibanya di kampus, mereka juga disemprot dengan disinfektan. "Lalu penempatan kamar. Sudah selesai itu dan kita sudah aman. Kita sudah yakin mereka tidak terpapar apapun," ucapnya.

Para mahasiswa itu, lanjut dia, juga dikontrol dengan ketat. Tak ada yang boleh meninggalkan asrama. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga diberlakukan secara ketat. "Mereka semua selalu pakai masker," katanya.

Tak hanya mahasiswa, imbuh dia, semua pengajar dan staf PTIQ juga tak boleh meninggalkan area kampus. Termasuk dirinya sendiri.

Kendati demikian, virus corona, yang sedang mewabah di ibu kota itu, tetap saja menginfeksi ratusan mahasiswa asrama PTIQ. Daulay lantas menduganya berawal dari pengelola kantin.

Salah satu pengelola kantin, kata dia, diketahui positif Covid-19. Ia diduga terjangkit ketika berbelanja di pasar. "Diperkirakan dari sana (kantin) sumbernya. Setiap anak yang makan kan dilayani sama dia. Di sini diperkirakan penyebaran yang luar biasa," ungkap Daulay.

Komandan Lapangan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, mengatakan, jumlah positif Covid-19 dari PTIQ sebanyak 225 orang. Sebagian bergejala, sebagian lain masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).

Mereka dievakuasi dari kampus, yang berada di bawah naungan kementerian itu, pada Ahad (4/10) dan Senin (5/10). Sebanyak 64 orang dirawat di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Sisanya, 161 orang, dirawat di Wisma Karantina Pademangan, Jakarta Utara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement