REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 225 orang dari kampus Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ), Cilandak, Jakarta Selatan, dinyatakan positif Covid-19. Ternyata tak semuanya mahasiswa, sebagian adalah pengajar atau ustaz.
Direktur Asrama PTIQ, Pangadilan Daulay, mengatakan, dari ratusan kasus positif Covid-19 di kampus tersebut, 20 di antaranya bukan mahasiswa. Ia memerinci, 17 adalah pengajar, dua staf tata usaha, dan satu office boy alias pramukantor.
Terkait penyebab ratusan kasus tersebut, Daulay menduganya berawal dari pengelola kantin kampus. Sebab, para mahasiswa, pengajar, maupun pengelola kampus, tak dibolehkan meninggalkan area kampus. Kemungkinan tertular di luar asrama, kata Daulay, sangat kecil.
Sedangkan pengelola kantin kampus, hampir setiap hari berbelanja di pasar. Belakangan, memang salah satu pengelola kantin tersebut dinyatakan positif Covid-19.
"Diperkirakan dari sana sumbernya. Setiap anak yang makan kan dilayani sama dia. Di sini diperkirakan penyebaran yang luar biasa," ungkap Daulay kepada Republika, Selasa (6/10).
Tracing atau pelacakan, lanjut dia, dilakukan puskesmas Cilandak dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan pada Selasa (29/9) pekan lalu. Hasilnya, dari 409 mahasiswa penghuni asrama, ratusan di antaranya positif Covid-19.
Komandan Lapangan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, mengatakan, jumlah postif Covid-19 dari PTIQ sebanyak 225 orang. Sebagian bergejala, sebagian lain masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
Mereka dievakuasi dari kampus, yang berada di bawah naungan kementerian itu, pada Ahad (4/10) dan Senin (5/10). Sebanyak 64 orang dirawat di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Sisanya, 161 orang, dirawat di Wisma Karantina Pademangan, Jakarta Utara.