Selasa 06 Oct 2020 10:38 WIB

Jokowi: Bisnis Korporasi Petani dan Nelayan Belum Optimal

Korporasi petani adalah konsep yang disampaikan Presiden Jokowi pada September 2017.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: ANTARA/Biro Pers
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan model bisnis korporasi petani dan nelayan di lapangan belum berjalan optimal, sehingga meminta para menteri diminta fokus membangun satu sampai dua model bisnis korporasi petani dan nelayan di satu provinsi untuk selanjutnya dicontoh di provinsi lain.

"Saya melihat implementasi model korporasi petani dan nelayan belum berjalan optimal di lapangan," kata Jokowi dalam rapat terbatas bertema "Korporasi Petani dan Nelayan dalam Mewujudkan Transformasi Ekonomi" secara daring di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/10).

Korporasi petani adalah konsep yang awalnya disampaikan Jokowi pada September 2017. Kala itu, Jokowi mengajak adanya perubahan pola kerja petani agar lebih modern dengan membuat kelompok besar petani yang dilengkapi dengan aplikasi modern, berpikir cara pengolahan industri sekaligus memasarkannya ke industri ritel maupun konsumen termasuk dengan cara daring.

"Memang kita melihat kelompok-kelompok petani dan nelayan, tapi belum terbangun sebuah model bisnis yang memiliki ekosistem yang bisa di-link-an yang disambungkan mungkin dengan BUMN dan swasta besar," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi, mengorporasikan petani dan nelayan ini untuk meningkatkan taraf hidup petani dan nelayan dan tentu saja untuk mewujudkan transformasi ekonomi. "Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa di tengah pandemi sektor pertanian memberikan sumbangan tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dalam posisi mengalami perlambatan," kata Jokowi.

Pada kuartal kedua 2020, sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen. "Pertumbuhan positif di sektor pertanian ini perlu kita jaga momentumnya sehingga memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan petani dan nelayan," ungkap Jokowi.

Jokowi pun mendorong petani dan nelayan untuk bekerja dalam kelompok berjumlah besar dalam sebuah korporasi sehingga memiliki economic scale. "Jadi diperoleh skala ekonomi yang efisien yang bisa mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, mengakses informasi, mengakses teknologi dan meningkatkan efisiensi dan bisa memperkuat pemasarannya," kata Jokowi.

Selain itu, pola pikir petani dan nelayan juga perlu berubah tidak semata-mata fokus kepada on farm, tapi bergerak ke off farm atau sisi pascapanen. "Sisi bisnisnya yaitu dengan membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pascapanen," ungkap Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement