REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menduga peningkatan status penyebaran Covid-19 dari zona oranye ke zona merah karena terdapat mobilitas warga dari luar wilayah Kota Bandung. Upaya agar mengendalikan pergerakan warga dari luar Bandung ke Bandung dianggap tidak mudah.
"Kami menduga meningkatnya kasus karena mobilitas masuk ke Kota Bandung tinggi, mengendalikannya tidak mudah," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, belum lama ini.
Ema mengungkapkan pihaknya menghormati penetapan status zona merah di Kota Bandung yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat. Menurutnya, pemerintah provinsi memiliki standar dan ukuran untuk menentukan label-label kewaspadaan di tiap daerah.
"Kita menghormati yang disampaikan oleh Gubernur. Tinggal bagaimana menyikapi itu, yang dilakukan oleh kota harus lebih maksimal," katanya.
Menurut Ema mobilitas pergerakan masyarakat harus lebih diperketat. Salah satu kendala yang dihadapi adalah kesulitan mengendalikan warga yang masuk ke Kota Bandung sebab banyak warga yang beraktivitas di Kota Bandung.
"Jujur yang menjadi kesulitan mengendalikan masyarakat yang masuk ke Bandung karena Bandung trend setter di daerah sekitar. Orang bekerja ke kota Bandung, beraktivitas di Kota Bandung ini tidak mudah. Di saat kita ingin melakukan pengetatan apakah harus dicek per orang," katanya.
Ema menambahkan, upaya tracking dan tracing terus dilakukan oleh Pemkot Bandung. Menurutnya, upaya pengetesan secara masif yang sudah dilakukan kepada pegawai negeri sipil (PNS) dan yang akan datang ke tenaga kesehatan akan berpengaruh terhadap peningkatan kasus Covid-19.