REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan menganggarkan Rp 37 miliar untuk melanjutkan pembangunan Jembatan Rantau Bayur di Kabupaten Banyuasinyang sempat mangkrak. Melalui alokasi dana itu diharapkan pembangunan jembatan di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur itu dapat tuntas pada akhir tahun 2021.
“Jembatan ini sudah mangkrak sejak tahun 2007 lalu. Semoga saja dengan alokasi dana ini dapat menuntaskan pembangunannya sehingga dapat menjadi jalan alternatif penghubung Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Ahad (5/10).
Ia mengatakan, pemprov menaruh perhatian terhadap Jembatan Rantau Bayur karena diperkirakan bakal menjadi bagian penting untuk terbentuknya kawasan segitiga emas bagi Kabupaten Banyuasin. "Ini tidak hanya akan menghubungkan antara Kabupaten Banyuasin dan Muara Enim tapi juga terhubung ke Kota Prabumulih. Tentu kawasan ini akan jadi segitiga emas bagi Banyuasin," kata dia.
Selain itu, ia menilai, jembatan tersebut juga berdampak pada murahnya biaya operasional masyarakat dalam pendistribusian bahan pangan. Apalagi, sebagian besar penduduk Banyuasin mengantungkan hidup dari bertani.
Hanya saja, ia berpesan, jika jembatan tersebut sudah beroperasi, hendaknya lahan pertanian yang berada di sisi jalan di kawasan tersebut tidak dialihfungsikan. Hingga kini, Sumsel sangat mengandalkan Kabupaten Banyuasin sebagai daerah sentra produksi beras di daerah.
“Sejauh ini sektor pertanian sangat menjanjikan untuk kesejahteraan rakyat, harga jual produksi petani masih bisa menguntungkan,” kata dia.
Bupati Banyuasin H Askolani Jasi mengatakan pembangunan jembatan tersebut terhenti karena minimnya dana APBD Kabupaten Banyuasin. "Kami berterima kasih kepada Gubernur Sumsel yang telah membantu sehingga bersedia mengalokasikan dana bersumber dari APBD,” kata Askolani.