Sabtu 03 Oct 2020 19:53 WIB

Total 54 Nakes di Kepulauan Yapen Positif Covid-19

Nakes terjangkit Covid-19 tersebar di RSUD Serui, Puskesmas Serui Kota dan Mareni.

Tim Gugus Tugas Percepatan dan Pencegahan COVID-19 Jayapura menyiapkan peralatan tes usap untuk pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jayapura, Papua, Rabu (22/7/20). Nur Hidayat selaku Kepala KPPN Jayapura mengakui sejumlah karyawannya menjalani tes usap (swab) lantaran ada seorang staf yang diduga positif COVID-19. Pihaknya tetap melakukan pelayanan seperti biasa, salah satunya pencairan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Tim Gugus Tugas Percepatan dan Pencegahan COVID-19 Jayapura menyiapkan peralatan tes usap untuk pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jayapura, Papua, Rabu (22/7/20). Nur Hidayat selaku Kepala KPPN Jayapura mengakui sejumlah karyawannya menjalani tes usap (swab) lantaran ada seorang staf yang diduga positif COVID-19. Pihaknya tetap melakukan pelayanan seperti biasa, salah satunya pencairan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sebanyak 54 tenaga kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, saat ini dinyatakan positif Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Yapen Karolus Tanati di Jayapura, Sabtu (3/10) mengakui, puluhan tenaga kesehatan yang terjangkit virus coronajenis baru itu tersebar di RSUD Serui dan Puskesmas Serui Kota serta Puskesmas Mareni.

"Memang penularannya kini sudah masif yang sejak diberlakukannya tatanan kehidupan baru hingga menyebabkan pelayanan kesehatan dilakukan secara terbatas," katanya.

Baca Juga

Bahkan, katanya, pelayanan kesehatan di Puskesmas Serui Kota ditutup, sedangkan di RSUD Serui dan Puskesma Marenidiberlakukan pelayanan secara terbatas. Diakui Tanati, secara keseluruhan jumlah positif Covid-19 di Kepulauan Yapen tercatat 164 orang, 27 orang sembuh, tiga orang meninggal dan selebihnya masih menjalani perawatan.

Tanati menjelaskan, sebanyak 134 orang yang positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan itu, delapan orang di antaranya dirawat di RSUD Serui, sedangkan 126 lainnya melakukan isolasi mandiri. Menurut dia, RSUD Serui bukan rumah sakit rujukan Covid-19, namun karena pasien positif corona membutuhkan penanganan serius, maka rumah sakit tersebut akhirnya juga merawat pasien positif.

"Kami tidak bisa mengevakuasi pasien positif ke rumah sakit rujukan yang ada di Biak dan Nabire karena selain tidak ada transportasi yang mau mengangkut pasien positif, juga rumah sakit di kedua daerah itu tidak mau menerima," kataKarolus Tanati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement