Sabtu 03 Oct 2020 07:04 WIB

Denny JA: tak Cukup Pemimpin-Pemikir, tapi juga Entrepenueur

Denny JA dinilai sebagai intelektual yang lengkap.

Denny JA
Foto: republika
Denny JA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perubahan zaman membuat Denny JA ingin menambah kapasitasnya dalam entrepenueur.  Kemampuan dan kecerdasan finansial juga dibutuhkan untuk mempunyai dana ekstra jika ingin aktif mandiri di ruang publik.

Denny mengaku terinspirasi generasi the founding fathers: Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, dan Soetomo. Menurutnya, mereka itu wujud dari apa yang disebut Plato dengan Philosopher King. Dalam bahasa populernya, wujud dari pemimpin pemikir, dan pemikir pemimpin.”

“Mereka menyatukan kapasitas sebagai pemimpin, aktivis, politisi, dengan kapasitas sebagai pemikir, filsuf, intelektual dan penulis,” kata Denny JA dalam siaran persnya, Sabtu (3/10).

Namun zaman berubah. Menurutnya, perlu tambahan kapasitas satu lagi yaitu: pemimpin, pemikir dan entrepeneur. Kemampuan dan kecerdasan finansial juga dibutuhkan untuk mempunyai dana ekstra jika ingin aktif mandiri di ruang publik. “Inilah mesin yang menggerakkan saya sejak berusia 20 tahun,” ungkap Denny.

Sebelumnya,  tulisan Satrio Arismunandar tentang Denny JA sempat viral di media sosial. Menurut Satrio, Denny JA adalah potret intelektual lengkap, dan kaya dimensi dalam sejarah Indonesia.  Denny adalah seorang akademisi, penulis populer, aktivis, politikus, penyair, pengusaha, pembuat film, spiritualis.

Satrio menulis, dalam  20 tahun terakhir, Denny JA aktif bergerak di lima bidang sekaligus. Di lima bidang itu, Denny JA mencapai puncaknya.

Di dunia politik, Denny JA merupakan founding father konsultan politik Indonesia. Ia mengawinkan politik praktis dan ilmu pengetahuan. Di dunia ini, Ia membuat teori 10 P dalam marketing politik. Pakar lain menyebut Ini Denny JA’s Law of Political Marketing.

Di dunia sastra. Denny JA membawa tradisi baru puisi, yang disebutnya puisi esai. Ini gabungan puisi dan makalah ilmiah. Puisi historical fiction yang bercatatan kaki. Kini penulis puisi esai meluas tak hanya di 34 provinsi Indonesia tapi ke Asia Tenggara.

Di dunia bisnis, Denny berubah dari seorang aktivis kere di tahun 1980an, kini Denny menjelma menjadi pengusaha milyuner. Usahanya meluas, tak hanya konsultan politik, tapi juga kuliner, convenience store, perumahan, hotel, perkebunan, hingga bisnis online. Denny menjadi milyuner merangkak dari bawah, dari seorang kolumnis kere yang merambah ke berbagai sektor.

Di dunia kuliner misalnya, restonya Bunga Rampai mendapat penghargaan Adikarya 2019. Resto itu  dianggap resto terbaik fine dining Indonesia. Resto itu lima tahun berturut-turut mendapat kehormatan mewakili Asia menyediakan makanan bagi pemimpin dunia di World Economiy Forum (2015-2019).

Di dunia akademis dan intelektual publik. Denny juga tetap sempat menulis di jurnal akademik internasional (Peer Reviewed/Scholarly Journal). Ia punya lembaga riset: LSI Denny JA. Sebagai penulis, Denny sudah menulis 55 judul buku. Ia menulis buku untuk tema yang beragam, mulai dari Politik, Ekonomi, Psikologi, Filsafat, Agama, Sastra hingga Film.

Di dunia spiritualitas. Denny JA membawa angin segar mempopulerkan spirituality of happiness, spiritualitas dengan narasi ilmu pengetahuan. Kini buku spiritualitas Denny JA menjadi referensi sebuah training yang sedang disusun untuk sosialisasi hidup bahagia plus meditasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement