REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Proyek kereta api trans Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan dalam kurun lima tahun terakhir sudah menyerap anggaran negara sekitar Rp 6 triliun dari total dana Rp 9 triliun. Proyek kereta api ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN).
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Jumardi, di sela peninjauan dan uji coba kereta api di kawasan Stasiun Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulsel, Kamis (1/10), mengatakan, PSN ini yang didanai pemerintah pusat, sedangkan pembebasan lahannya oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tahap awal, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada masa kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo mempersiapkan Rp 30 miliar untuk pembebasan lahan.
Menurut dia, dalam waktu lima tahun sudah terealisasi 42 kilometer di wilayah Kabupaten Barru dari 144 km. Sementara wilayah lintasannya di dua kabupaten yakni Kabupaten Pangkep dan Maros masih dalam proses pembebasan lahan dan pembangunan jalur kereta api.
Jumardi mengatakan, sambil menunggu perampungan pembebasan lahan di Kabupaten Pangkep dan Maros, lahan yang sudah dibebaskan dibangun jalur kereta api. Bahkan, sudah disiapkan pembangunan stasiun.
Hal tersebut dilakukan pada pembangunan stasiun perdana di Kabuputen Pangkep, yakni Stasiun Mandalle. Pengecoran perdana Stasiun Mandalle dilakukan Kepala Balai Perkeretaapiaan Jawa Bagian Timur bersama Direktur PT Bumi Karsa Kamaluddin dan jajaran Forkopimda Sulsel.
Sementara itu, Kamaluddin pada kesempatan yang sama mengemukakan, pihaknya dipercayakan untuk melakukan pembangunan tujuh stasiun kereta api masing-masing empat stasiun di Kabupaten Pangkep dan tiga stasiun di Kabupaten Maros. "Pelaksanaannya kontraknya sejak Desember 2019, namun pengerjaan fisiknya mulai di Juni 2020 karena adanya kendala pembebasan lahan," katanya.
Saat ini, sudah ada empat stasiun dilakukan pengerjaan, imbuh Project Manager PT Bumi Karsa Ahmad Dani, yakni Stasiun Mandalle, pangkep, Minasa Te'ne Rammang-Rammang. Sedangkan tiga stasiun lainnya menyusul, yakni Stasiun Amma'rang, Maros Baru dan Mandai.
Adapun nilai total kontraknya Rp123 miliar dan target perampungan tujuh stasiun kereta api itu dijadwalkan pada Agustus 2021.