Kamis 01 Oct 2020 18:33 WIB

Dokter Minta Perlakukan Hidung dan Mulut Seperti Aurat

Hidung dan mulut harus dianggap sebagai aurat hingga malu jika tidak ditutup.

Warga menggunakan masker. Perlu ada perubahan perilaku di masyarakat untuk menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat yang perlu ditutup agar mencegah Covid-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menggunakan masker. Perlu ada perubahan perilaku di masyarakat untuk menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat yang perlu ditutup agar mencegah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah orthopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit YARSI dr Norman Zainal mengatakan perlu ada perubahan perilaku di masyarakat untuk menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat yang perlu ditutup. Di era pandemi pasalnya menutup mulut dan hidung sangat penting.

"Saya yakin penularan Covid-19 akan turun drastis ketika hidung dan mulut dianggap sebagai aurat, sehingga orang merasa malu ketika berbicara tanpa menggunakan masker," kata Norman dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (1/10).

Baca Juga

Norman mengatakan bila seseorang sudah menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat dia akan malu tidak menggunakan masker. Sebagaimana dia malu ketika bertemu dengan tetangganya tanpa pakaian yang sopan.

Bila hal itu bisa terjadi, Norman meyakini penularan Covid-19 akan menurun drastis. Karena itu, dia mengatakan sosialisasi penggunaan masker perlu menjadi salah satu fokus dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.

"Masker adalah alat mencegah menularkan dan tertular dari Covid-19, yang secara teoritis, ilmiah, dan akal sehat bisa diterima dan diyakini secara mekanik dapat mencegah penularan," tuturnya.

Norman mengatakan terdapat beberapa macam masker yang bisa digunakan untuk mencegah penularan Covid-19. Pertama adalah masker bedah N-95 yang digunakan para dokter bedah di ruang operasi.

"Angka 95 pada masker ini berarti 95 persen diyakini dapat mencegah droplet. Saya menggunakan masker ini di ruang operasi karena selama pandemi ini tetap harus melakukan operasi dan kita tidak tahu yang dioperasi positif Covid-19 atau tidak. Alhamdulillah sampai sekarang selamat," katanya.

Jenis masker lainnya adalah masker medis dan masker kain. Norman mengatakan pemerintah dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 perlu terus menerus mempromosikan penggunaan masker.

Menurut Norman, sebenarnya sudah banyak sosialisasi penggunaan masker yang dilakukan. Mengapa ketaatan di masyarakat tidak seperti yang diharapkan? Norman mengatakan karena belum ada keteladanan.

"Masih kita masih sangat paternalistik. Melihat seperti apa tokoh panutannya. Karena itu, pemerintah dan Satgas perlu memberikan edukasi, tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada para tokoh panutan itu agar bisa memberikan keteladanan yang baik," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement