REPUBLIKA.CO.ID, Warga di sekitar jalan rusak di Jalan Cilebut-Citayam, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor selalu was-was ketika hujan turun, terutama ketika hujan turun lebih lebat dan lebih lama dari biasanya. Sebab, jalan di dekat Simpang Bambu Kuning tersebut selalu tergenang air ketika hujan turun. Tidak tanggung-tanggung, air yang tergenang bisa setinggi betis orang dewasa.
Jika tergenang, warga sekitar harus bergotong royong menguras air yang tergenang dari jalan itu. Sebanyak sepuluh hingga 20 orang warga biasanya turun ke jalan tersebut dan membuang air yang tergenang dengan menggunakan ember.
“Setiap hujan, warga ke sini berbondong-bondong untuk ngurasin air. Kalau enggak ya enggak surut-surut, nanti yang lewat enggak liat lubang,” kata Aqil, seorang pedagang mi ayam yang setiap hari melewati jalan tersebut.
Jika warga tidak turun untuk mengatasi genangan air, bisa dipastikan air baru bisa surut satu hingga dua hari kemudian. Sebab di jalan tersebut memang tidak terdapat saluran air.
Tidak hanya tergenang air, sudah berulang kali jalan yang rusak itu membuat pengguna jalan, terutama pengendara motor jatuh karena struktur jalan yang berlubang. Apalagi pengendara motor wanita yang tidak bisa mengendalikan motornya.
Bahkan, gerobak mi ayam Aqil sempat jatuh dua kali pada waktu yang berbeda di jalan rusak itu. “Rusaknya sudah lama ini mah. Sudah diuruk (ditambal), gini (rusak) lagi. Dibenerin, gini lagi,” ujar Aqil.
Sebelumnya, warga sempat mengatasi masalah genangan air dengan caranya sendiri. Yakni membuat saluran sendiri si sisi jalan dengan cara menggali sisi jalan, dan mengganjalnya dengan karung berisi batu di sisi jalan.
“Itu warga yang ngerjain, yang karung-karung itu. Tadinya ketutup aspal semua,” tutur Aqil sambil menunjuk saluran air buatan tersebut.
Di atas saluran tersebut terdapat sebuah spanduk yang terbuat dari kain putih bertuliskan ‘Kami Tidak Dibayar Pemerintah’ dan digantung di dua batang pohon. Ada juga spanduk lain yang meminta pemerintah untuk ‘melek’ akan kondisi jalan tersebut. Aqil mengatakan, itu merupakan bentuk protes warga karena jalan tersebut tidak kunjung diperbaiki.
Tidak hanya Aqil, seorang sopir angkutan kota (angkot) trayek 05, Maruf juga merasakan dampak dari rusaknya Jalan Cilebut-Citayam itu. Beberapa kali dia menyaksikan kecelakaan tunggal akibat jalan yang berlubang.
“Pasirnya tuh naik-naik. Dalem sih nggak, tapi jalannya berlobang,” kata pria paruh baya ini.
Sambil mengemudikan angkotnya, Maruf mengatakan telah beberapa mengalami mogok di jalan tersebut ketika hujan turun. “Itu mobil pada mogok, kemasukan air dari genangan,” tuturnya.
Hal tersebut membuatnya cukup lelah. Sebab, tubuhnya yang renta harus berulangkali mengatasi knalpot angkotnya yang kemasukan air dari genangan air. Meskipun, dia mengatakan bukan dirinya saja yang mengalami mogok akibat knalpot yang kemasukan air.
Sementara itu, Camat Bojonggede, Dace Hatomi mengatakan ada mekanisme untuk memperbaiki jalan tersebut. Sebelumnya, jalan itu sudah direncanakan akan dicor bahkan sebelum jalan tersebut rusak. Hanya saja, prosesnya tertunda sementara karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Kemarin saya dapat informasi pekan ini akan mulai pengerjaan, makanya saya tunggu-tunggu,” kata Dace ketika ditemui Republika di Kantor Kecamatan Bojonggede, Selasa (29/9).
Dace menjelaskan, pengerjaannya nanti tidak hanya difokuskan pada jalan yang rusak. Melainkan menggabungkan jalan yang sudah dicor antara satu dan yang lainnya.
“Jadi nanti itu bukan perbaikan, memang peningkatan jalan. Sudah direncanakan,” tuturnya.
Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor telah melakukan peninjauan lapangan untuk peningkatan Jalan Cilebut-Citayam. Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah I Cibinong, Agus Sukwanto mengatakan pihaknya tengah melakukan persiapan di lapangan.
“Nanti jalannya diukur, kemudian kami melakukan persiapan di lapangan. Memeriksa bahu-bahu jalan, jalanan yang berlubang dipadatin atau diurug pakai batu, baru nanti kita lakukan pengecoran,” kata Agus melalui telepon selulernya.
Senada dengan Dace, peningkatan jalan tidak hanya dilakukan di jalan yang rusak saja. Melainkan sampai di dekat Pom Bensin Jalan Raya Bojonggede. Diperkirakan, jalan yang akan dilakukan peningkatan adalah sekitar 580 meter.
“Di depannya nanti disambungin pakai beton U-ditch dan akan naik sekitar 32 cm,” tutur Agus.
Tidak hanya melakukan peningkatan jalan, Dinas PUPR secara otomatis juga akan membuat saluran air. Agus mengatakan, pekerjaan akan dimulai setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan. Namun dirinya menargetkan akhir tahun ini sekitar Desember pekerjaan jalan ini harus sudah selesai.
Selain itu, Agus mengatakan dana sebesar Rp 2,7 Miliar telah dipersiapkan untuk pekerjaan jalan tersebut. Dia berharap pekerjaan tersebut bisa segera rampung dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Terutama masyarakat Kecamatan Bojonggede yang kerap beraktivitas melewati jalan tersebut.