REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin memastikan tak ada lagi penyumbatan saluran air. Pemprov mendorong agar semua wilayah di DKI Jakarta bersiap menghadapi banjir pada musim hujan.
"Kita keliling ke semua wilayah untuk memastikan kesiapan kita dalam menghadapi musim hujan. Kita harus siap jika kemungkinan ada banjir dan lain-lain," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sri Haryati usai meninjau pelaksanaan program Grebek Lumpur dan Sampah di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (27/9).
Sri mengatakan, upaya dalam mengatasi banjir merupakan tanggungjawab bersama. Dia menjelaskan, pihaknya telah meminta semua jajaran pemerintah di wilayah DKI Jakarta untuk membantu mengatasi banjir dan melakukan pengerukan saluran air melalui program Grebek Lumpur.
"Jadi, kita punya program yang namanya Grebek Lumpur. Jadi semua lurah, camat, dan lain-lain dikerahkan bersama dengan Dinas SDA (Sumber Daya Air) dan Dinas terkait lainnya, Dinas LH (Lingkungan Hidup)," jelasnya.
Program itu, Sri mengatakan, untuk memastikan sungai, kali hingga saluran kecil tak terjadi penyumbatan. Dengan demikian, air hujan dapat mengalir tanpa terjadi genangan akibat saluran yang tersumbat.
Kendati demikian, Sri mengakui, masih menemukan sejumlah kendala dalam mengantisipasi banjir. Pasalnya, sejumlah titik mengalami penyempitan (bottle neck) saluran air. Oleh karena itu, dia menjanjikan akan mencari cara untuk mengatasi penyempitan tersebut.
"Memang perlu ada penanganan yang lebih panjang, misalnya ada bottle neck - bottle neck itu, kita juga ingin mengidentifikasi mudah-mudahan kita segera carikan solusi," jelasnya.
Disinggung mengenai banjir yang sempat melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta, Sri mengaku telah melakukan pemetaan. Dia mengkalim, banjir itu dapat segera diatasi dengan mengalirkan ke saluran air.
Diketahui, hujan dengan intensitas sedang melanda kawasan DKI Jakarta pada Senin (21/9) lalu. Esoknya, sebanyak 49 wilayah tingkat Rukun Tetangga (RT) terdampak banjir.
"Menang tadi ya, selalu permasalahannya adalah bagaimana pada saat air datang, terus kemudian kita bisa mengalirkan air itu untuk bisa segera masuk ke dalam saluran-saluran dan lain-lain," ucapnya.
Kepala Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum mengatakan, pihaknya berupaya untuk memastikan saluran air terkuras dari lumpur maupun sampah. Sehingga, saluran air mampu menampung tingginya debit air hujan.
Lebih lanjut, Ika menjelaskan, terdapat 178 titik rumah pompa di DKI Jakarta dengan total 486 unit. Keseluruhan, kata Ika, dipastikan siap beroperasi untuk menghadapi musim hujan.
"Pompa sekarang kita maksimalkan. Kalopun ada yang tidak berfungsi maksimal sekarang sedang kita servis, supaya nanti siap," jelas Ika.
Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko menjelaskan, pihaknya menyiapkan dua langkah cepat dalam menghadapi musim hujan. Pertama, kata Sigit, memastikan pompa air beroperasi secara optimal.
"Yang kedua adalah melakukan Grebek Lumpur, memastikan bahwa tidak ada lumpur yang bisa mengurangi volume kapasitas air," ucap Sigit.
Bersama Pusat Polisi Militer Angkatan Laut, (Puspomal) Sigit menerangkan, sengaja menyasar Kali Bukit Gading Raya (BGR), Kelapa Gading untuk melakukan pengerukan lumpur. Sebab, kawasan itu seringkali tergenang air saat terjadi hujan.
"350 personel diturunkan bersama-sama dan alat berat kita pergunakan juga, harapan tentunya ini akan bisa mereduksi genangan yang terjadi di kawasan Kelapa Gading," ucapnya.
Selin di Kali BGR, Sigit menyebut, program Grebek Lumpur juga dilakukan di enam kecamatan di Jakarta Utara. Dia menyatakan, banjir yang sempat menggenangi wilayah DKI Jakarta termasuk Jakarta Utara awal tahun 2020 dapat menjadi bahan evaluasi. Oleh karena itu, dia mengharapkan, program tersebut dapat berjalan secara merata hingga akhir September 2020.
"Tentu kita melihat dari peristiwa genangan di awal tahun 2020 sebagai bahan evaluasi. Artinya seluruh wilayah di Jakarta Utara melaksanakan grebek kurasan lumpur," jelasnya.