Jumat 18 Sep 2020 02:12 WIB

Pusat Karantina Daerah Harus Diiringi Tracing dan Tes OTG

Jumlah OTG cukup banyak dibandingkan yang bergejala.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pusat Karantina Daerah Harus Diiringi Tracing dan Tes OTG (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pusat Karantina Daerah Harus Diiringi Tracing dan Tes OTG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Epidemiolog UGM, Bayu Satria merasa, rencana pendirian pusat-pusat karantina mandiri untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) di daerah merupakan langkah yang bagus. Namun, ia menekankan, harus dilaksanakan dengan tepat dan benar.

Ia mengingatkan, memisahkan OTG dari individu yang tidak positif merupakan salah satu cara penanganan Covid-19. Apalagi, saat ini terbukti cukup susah melakukan isolasi mandiri di rumah karena banyak yang tidak patuh dan paham.

"Hanya saja, perlu dipersiapkan baik-baik karena jumlah OTG cukup banyak dibandingkan yang bergejala, dan fasilitas isolasinya tidak boleh asal-asalan juga," kata Bayu, Kamis (17/8).

Bayu menilai, penyiapan pusat-pusat karantina mandiri di daerah jadi langkah yang cukup penting. Walau beberapa daerah terlihat sudah menerapkan ini jauh sebelum imbauan muncul, langkah itu harus dilakukan menyeluruh semua daerah.

"Isolasi mandiri secara terpusat juga menjadi salah satu upaya menekan penularan Covid-19 level keluarga, karena kegagalan isolasi mandiri di rumah," ujar Bayu.

Menurut Bayu, daerah bisa manfaatkan bangunan yang sudah ada sebagai tempat khusus karantina mandiri. Misal, aula yang disekat dan pengaturan ventilasi yang baik, atau bangunan lainnya yang dimodifikasi untuk karantina mandiri.

Namun, ia menekankan, penyiapan tempat karantina mandiri perlu dibarengi dengan penyiapan petugas-petugas, sistem tracing serta testing. Terlebih, kepada Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan tracing dan testing. Pasalnya, tanpa tracing dan testing akan sulit menemukan OTG," kata Bayu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement