REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat nilai ekspor Agustus 2020 mengalami penurunan sebesar 9,48 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,57 miliar dolar AS menjadi 1,43 miliar dolar AS. Pun dibandingkan Agustus 2019, nilai ekspor Jatim mengalami penurunan sebesar 24,70 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, turunnya nilai ekspor Jatim dibanding bulan lalu disebabkan kinerja ekspor migas maupun nonmigas yang mengalami penurunan. Ekspor sektor nonmigas mengalami penurunan sebesar 6,36 persen, yaitu dari 1,46 miliar dolar AS menjadi 1,37 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 96,05 persen dari total ekspor bulan ini. Dibandingkan Agustus 2019, nilai ekspor sektor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 23,24 persen," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Selasa (15/9).
Dadang melanjutkan, begitupun nilai ekspor sektor migas Jatim yang juga mengalami penurunan pada Agustus 2020. Nilai ekspor sektor ini turun sebesar 49,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 112,67 juta dolar AS menjadi 56,35 juta dolar AS.
"Peranan ekspor sektor migas menyumbang 3,95 persen total ekspor Jawa Timur pada bulan ini. Dibandingkan Agustus 2019 nilai ekspor migas turun sebesar 48,60 persen," ujar Dadang.
Jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, kata Dadang, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor Jawa Timur pada Agustus 2020. Disusul ke Jepang dan Amerika Serikat. Selama Agustus 2020, ekspor nonmigas Jawa Timur ke China mencapai 251,20 juta dolar AS. Sedangkan ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat berturut-turut sebesar 235,12 juta dolar AS dan 201,40 juta dolar AS.
Dadang menambahkan, situasi tersebut berbanding terbalik dengan catatan impor Jatim. Dimana impor Jatim pada Agustus 2020 justru mengalami kenaikan sebesar 14,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,38 miliar dolar AS menjadi 1,57 miliar dolar AS.
Kenaikan nilai impor disebabkan peningkatan kinerja impor, baik sektor migas maupun sektor nonmigas. Impor migas pada Agustus 2020 ke Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 35,28 persen, yaitu dari 167,76 juta dolar AS menjadi 226,94 juta dolar AS.
"Impor migas menyumbang 14,42 persen dari total impor Jawa Timur pada Agustus 2020. Nilai impor migasini justru mengalami penurunan sebesar 27,31 persen bila dibandingkan Agustus 2019," kata Dadang.
Pun nilai impor nonmigas yang juga mengalami peningkatan sebesar 11,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yakni dari 1,21 miliar dolar AS menjadi 1,35 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 85,58 persen dari total impor Jatim pada Agustus 2020. Dibandingkan Agustus 2019, nilai impor nonmigas justru mengalami penurunan sebesar 11,60 persen.
Jika dilihat menurut negara asal barang impor nonmigas, maka China tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur yang terbesar selama Agustus 2020. Peranannya sebesar 29,92 persen. Disusul berikutnya dari Hongkong dan Amerika Serikat yang memberikan kontribusi pada pasar impor nonmigas masing-masing sebesar 7,54 persen dan 6,85 persen.
"Nilai impor nonmigas dari China bulan Agustus 2020 sebesar 403,08 juta dolar AS. Diikuti impor nonmigas dari Hongkong sebesar 101,59 juta dolar AS serta impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar 92,29 juta dolar AS," kata Dadang.
Berdasarkan catatan tersebut, kata Dadang, neraca perdagangan Jawa Timur selama Agustus 2020 mengalami defisit sebesar 147,10 juta dolar AS. Secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2020, neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit sebesar 333,44 juta dolar AS.