Senin 07 Sep 2020 21:18 WIB

BPIP: Perisai Pancasila Siap Ukur Pembinaan Ideologi ASN

Alat ukur melalui "Perisai Pancasila" bukan untuk mengetes pengetahuan ASN.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan penyusunan draf alat ukur pembinaan ideologi Pancasila di tingkat Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.
Foto: BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan penyusunan draf alat ukur pembinaan ideologi Pancasila di tingkat Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan penyusunan draf alat ukur pembinaan ideologi Pancasila di tingkat Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri. Dalam diskusi tersebut BPIP mengundang pakar alat ukur yang nantinya akan dibuat dalam pertanyaan berupa soal di aplikasi tersebut.

Pakar yang dihadirkan antara lain Dr Panutan Sakti Sulendra Kusuma SH, SE, MT AkCA dan Prof Dr Sudaryono, SUP. Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dr Rima Agristina menjelaskan, tahapan yang akan dilakukan nantinya menggunakan aplikasi "Perisai Pancasila".

Dia menjelaskan, alat ukur yang sudah dibuat saat ini memiliki tujuh alat ukur dan sudah selesai pada 2019. "Jadi bisa diakses pake gadget seperti mengisi google form dan bisa juga menggunakan website. Dan sekarang ini kami memutakhirkan alat ukur tersebut supaya bisa lebih baik lagi dari apa yang sudah ada dan memahami alat ukur ini," ujarnya saat menghadiri diskusi terpumpun di Depok, Jawa Barat (7/9).

Rima menjelaskan, membangun alat ukur yang akan dilakukan di "Perisai Pancasila" bukan untuk mengetes pengetahuan ASN yang mengikutinya. Melainkan, dengan cara psikometri supaya bisa mencari tahu bagaimana penerapan pancasila di lingkungan ASN baik dalam lingkungan pekerjaan atau lingkungan rumah.

"Pertanyaan-pertanyaan itu dibuat bukan untuk mengetes pengetahuan ASN, tapi mencerminkan sikap dia sehari-hari bagaimana di pekerjaan atau di lingkungan rumah," katanya.

Rima mengaku bahwa saat ini sudah ada 7 draf yang dibuat oleh timnya untuk mengetahui bagaimana keseharian masyarakat di lingkup Polri, TNI, Pendidikan, UMKM, Perempuan khusus, pekerja migran, media, dan pemuda.

"Nah 7 yang saya sebutkan itu yang nanti akan kita lakukan alat ukurnya kepada masyarakat yang akan terlibat akan dilakukan tes variabel. Dan bukan untuk mengetes kejujuran saja seperti tes pengetahuan melainkan kembali lagi dalam sikap keseharian yang diterapkan," jelasnya.

Sementara itu, Panutan Sakti Sulendra Kusuma mengatakan, proyek yang dilakukan oleh BPIP saat ini sudah sangat bagus dan penting untuk dilakukan. Menurutnya menyepakati tolak ukur dalam instrumen pengukuran dalam deputi lain sangat berbeda dan sangat penting untuk dilaksanakan.

"Proyek ini sangat baik sekali, cuma tantangannya sangat krusial dan bagaimana menyepakati tolak ukurnya kemudian teori lokal foundation dilakukan dan dijabarkan dalam instrumen pengukuran. Dan semua dilakukan dalam setiap kedeputian," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement