REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa telah menyerahkan 1,1 juta kartu internet untuk pelajar SMA/SMK dan SLB se-Jatim. Penyerahan kartu internet pada tahap pertama ini bertujuan memudahkan pelajar melakukan pembelajaran daring.
Menurut Khofifah, pembagian kartu internet merupakan bagian dari menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran daring. Sebab, selama ini para pelajar sering terkendala sinyal untuk melaksanakan proses tersebut.
"(Semoga bantuan kartu internet) dapat menjadi penyemangat siswa dalam belajar," kata Khofifah di Kota Malang, Senin (7/9).
Khofifah akan berusaha bantuan internet kepada para pelajar bisa bersifat berkelanjutan. Dengan demikian, para siswa tidak lagi singgah di warung kopi untuk memperoleh kuota internet. Sebab, melakukan kegiatan di tempat-tempat tersebut berpotensi menimbulkan klaster baru di Jatim.
Di kesempatan serupa, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim, Wahid Wahyudi berharap, program CSR yang diberikanTelkomsel bisa mengakomodasi keluhan masyarakat terkait biaya internet selama pembelajaran. Kapasitas kuota yang diberikanpun cukup besar, yakni 10 giga byte (GB) untuk masing-masing siswa dan guru. Bantuan pulsa internet untuk SMA/SMK dan SLB mempunyai masa aktif selama satu bulan.
Menurut Wahyu, bantuan kuota internet Telkomsel terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, 1,1 juta kartu internet telah disalurkan kepada para siswa dan guru tingkat SMA/SMK serta SLB, baik negeri maupun swasta. Bantuan ini telah terdistribusi ke 3.700 SMA/SMK dan SLB per 7 September 2020.
Tahap kedua, Pemprov akan kembali membagikan 100 ribu kartu internet di dua pekan berikutnya. Bantuan internet ini akan diberikan kepada para guru dan tenaga kependidikan, baik ASN, GTT atau PTT. Untuk sementara, data GTK yang telah masuk sudah 96.122 orang.
Menurut Wahid, besaran kuota 10 GB bisa digunakan untuk berbagai aplikasi media belajar termasuk video conference. Jika masih membutuhkan kuota tambahan, siswa atau guru bisa menambah Rp 5 ribu untuk 11 GB.
Persoalan yang masih perlu dipecahkan, yakni daerah yang belum terjangkau internet dengan baik. Oleh sebab itu, Pemprov Jatim telah meminta bantuan kepada Telkomsel untuk membangun Base Transceiver Station (BTS) mini untuk daerah yang jaringannya kurang bagus. "Dan ini sudah dibicarakan oleh pihak telkom dengan manajemen," katanya.
Di sisi lain, Disdik Jatim juga telah menyiapkan platform aplikasi pembelajaran yang dinamakan Ruang Belajar. Aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengisi materi ajar dan soal ujian serta mengajar daring. Guru juga bisa melakukan video conference saat dalam pembelajaran di aplikasi tersebut.
Saat ini, aplikasi Ruang Belajar sedang diujicobakan di Kabupaten Ponorogo. Dengan adanya aplikasi tersebut, sekolah bisa mengelola dan memanfaatkan
Learning Management System (LSM). Kemudian kuota kuota internet yang terserap bisa diminimalisasi.