Senin 07 Sep 2020 15:56 WIB

Sejumlah SMP Sudah Ajukan Permohonan KBM

Namun, untuk SD belum ada yang satupun yang mengajukan

Rep: eko widiyatno/ Red: Hiru Muhammad
Siswa membuat pelindung wajah (face shield) dengan dibantu guru di halaman SMP Negeri 13 Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020). Sekolah setempat memberikan bahan untuk membuat pelindung wajah bagi para siswa sebagai persiapan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjelang tahun ajaran baru 2020/2021 yang disesuaikan dengan protokol penanganan pandemi COVID-19, jika Solo menerapkan situasi normal
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Siswa membuat pelindung wajah (face shield) dengan dibantu guru di halaman SMP Negeri 13 Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020). Sekolah setempat memberikan bahan untuk membuat pelindung wajah bagi para siswa sebagai persiapan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjelang tahun ajaran baru 2020/2021 yang disesuaikan dengan protokol penanganan pandemi COVID-19, jika Solo menerapkan situasi normal

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO--Sejumlah sekolah menengah pertama, diketahui telah mengajukan permohonan untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka (KBM). Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Irawati, mengaku sudah ada beberapa kepala sekolah tingkat SMP yang mengajukan permohonan. ''Jumlahnya saya lupa. Tapi memang sudah ada beberapa,'' katanya, Senin (7/9).

Namun untuk tingkat SD, dia mengaku, sampai saat ini belum ada satu pun yang mengajukan permohonan. ''Mungkin antar sekolah satu dan lainnya, masih saling tunggu. Atau mungkin, masing-masing sekolah masih mempersiapkan segala kebutuhan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tatap muka,'' jelasnya.

Terkait permohonan tersebut, Irawati menyatakan, pada prinsipnya izin penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) hanya dikeluarkan oleh Gugus Tugas Covid 19 Banyumas yang diketuai Bupati Achmad Husein. Untuk itu, pihak Dinas Pendidikan hanya memberikan disposisi.

Sedangkan kegiatan pemeriksaan lapangan untuk memastikan kesiapan sekolah melaksanakan KBM, pihak Dinas Pendidikan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan BPBD dan Dinas Kesehatan. ''Memang ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum sekolah mengajukan permohonan KBM. Seluruh persyaratan itu harus kita validasi dengan pemeriksaan di lapangan,'' jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Bupati Banyumas Achmad Husein telah mempersilakan sekolah-sekolah yang siap untuk melaksanakan kegiatan KBM, untuk mengajukan permohonan pada tim Gugus Tugas Covid Banyumas. Keputusan diizinkan atau tidaknya penyelenggaraan KBM, baru akan diberikan setelah hasil pemeriksaan lapangan memastikan seluruh persyaratan sudah dipenuhi.

Persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain kegiatan KBM harus mendapat izin dari orang tua siswa, telah dibentuk tim pengawasan Covid di tingkat sekolah, serta telah memiliki berbagai sarana yang dibutuhkan untuk menerapkan protokol kesehatan.  

Salah satu sekolah yang saat ini sedang mempersiapkan KBM, adalah SMP Negeri 2 Sokaraja. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 2 Sokaraja, Yuni Ekawati, mengaku telah menggelar simulasi dalam rangka kesiapan penyelenggaraan KBM,

Dari simulasi tersebut, dipastikan setiap siswa nantinya tidak bisa masuk setiap hari. ''Kemungkinan, dalam waktu sepekan siswa hanya akan masuk sekolah sebanyak dua kali,'' katanya.

Hal ini, menurut Yuni, mengingat jumlah siswa sekolahnya yang cukup banyak. Dengan jumlah siswa mencapai sekitar 900 anak dan pembatasan jumlah siswa per kelas hanya 10 anak, maka tidak mungkin siswa bisa masuk setiap dua hari sekali. ''Akhirnya, dari simulasi ini dipastikan siswa hanya akan masuk dua kali sepekan,'' katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement