REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo memberikan perhatian khusus bagi penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 di Provinsi Bali. Jokowi juga mengapresiasi penanganan krisis kesehatan yang dilakukan Bali dalam menekan angka jumlah pasien positif maupun kematian pasien terpapar Covid-19.
Pesan Jokowi itu disampaikan melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana, saat melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Jayasabha, Denpasar, Ahad (6/9).
“Presiden Joko Widodo tetap menjadikan penanganan krisis kesehatan dalam pengendalian Pandemi Covid-19 sebagai prioritas. Namun demikian, upaya-upaya untuk menggerakkan kembali sektor perekonomian juga perlu terus dilakukan,” kata Ari dalam keterangannya kepada Republika di Jakarta, Senin (7/9).
Ari memastikan Presiden bersama seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju memberikan perhatian khusus kepada Provinsi Bali. Berdasarkan data pada Sabtu (5/9), terlihat angka positive rate di Bali sebesar 17,2 persen atau masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 24,3 persen.
Selanjutnya case fatality rate (CFR) Bali sebesar 1,6 persen atau masih di bawah rata-rata nasional sebesar 4,2 persen. Lalu terkait angka sembuh, Bali berada diperingkat sembilan.
“Kemampuan Bali untuk melandaikan kurva Covid-19 ini tentunya akan menentukan kecepatan pemulihan ekonomi Bali yang mengalami kontraksi cukup dalam,” ujarnya.
Ari menegaskan bahwa posisi Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia serta hub utama pariwisata Indonesia membuat penanganan Covid-19 di Provinsi Bali semakin penting dan mendesak. “Anjloknya ekonomi Bali berdampak pada daerah daerah lain. Banyak aktivitas perekonomian di daerah lain yang terkait pariwisata Bali terkena dampak atas penurunan aktivitas pariwisata di Bali,” ujarnya.