Ahad 06 Sep 2020 06:06 WIB

Alutsista Made In Indonesia yang Bisa Dibeli Prabowo

Prabowo juga harus mempertimbangkan industri militer RI dalam modernisasi alutsista.

Kapal selam Alugoro melakukan uji coba di Selat Bali terlihat dari Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (21/1/2020).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Kapal selam Alugoro melakukan uji coba di Selat Bali terlihat dari Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (21/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho

Fungsi Pertahanan mendapat porsi yang jumbo dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2021, yakni sebesar 137 triliun. Merujuk pada program-programnya pembaruan dan pemeliharaan alutsista menjadi salah satu program yang menonjol.

Baca Juga

Pembelanjaan alutsista sendiri bisa dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk produsen dalam negeri. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu juga telah memerintahkan Menhan Prabowo Subianto agar membeli alutsista buatan dalam negeri.

"Di Kemenhan, bisa saja di DI, beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri," kata Jokowi dalam rapat terbatas awal Juli lalu.

Lantas, apa pilihan yang dimiliki Prabowo? Di Indonesia, sebenarnya ada beberapa produsen yang telah mampu memproduksi alutsista, sebut saja PT Pindad dan PT PAL.

Kendaraan Tempur dan Taktis

PT Pindad yang selama ini dikenal sebagai produsen senjata api juga membuat berbagai alutsista, misalnya kendaraan taktis. Prabowo Subianto bahkan sudah memesan 500 rantis yang diberi nama Maung 4x4 tahun ini.

Merujuk pada laman resmi Pindad, selain Maung, sejumlah kendaraan taktis dan tempur juga telah diproduksi, di antaranya Anoa, Badak, dan Harimau.

photo
Menhan Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis PT Pindad yang diberi nama Maung. - (@prabowo)

Anoa 6x6 APC adalah generasi pertama kendaraan tempur dari PT Pindad (Persero) yang memiliki keunggulan dalam mobilitas, proteksi serta daya angkut. Anoa 6x6 APC memiliki rasio daya berat 25 HP/ton, serta dilengkapi dengan sistem komunikasi dan transmisi otomatis. Anoa tipe APC memiliki kapasitas 12 orang personel termasuk pengemudi. Memiliki top speed 80 km/h pada jalan raya dengan daya jelajah 600 kilometer.

Sedangkan Badak adalah Panser 6x6 Kanon 90 mm meruppakan varian baru dari keluarga Ranpur 6x6 PT Pindad (Persero) yang dibuat berdasarkan kebutuhan TNI khususnya satuan kavaleri. Kendaraan ini dilengkapi dengan two-man turret kaliber 90 mm serta senapan mesin kaliber 7,62 mm untuk daya gempur maksimal dan dioperasikan oleh 3 orang personel. Mesin diesel 340 HP yang dilengkapi dengan Turbo Charger Intercooler mampu membawa kendaraan ini pada top speed 80 km/h dengan daya jelajah sejauh 600 kilometer.

Tank

Tak hanya kendaraan taktis, Pindad juga membuat Tank yang diberi nama Harimau. Harimau Medium Tank Kanon 105 mm adalah kendaraan tempur produk terbaru dari PT Pindad yang didukung oleh Kementerian Pertahanan RI sesuai kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kendaraan ini dilengkapi dengan two-man turret kaliber 105 mm serta senapan mesin kaliber 7,62 mm untuk daya gempur maksimum. Harimau Medium Tank didesain khusus untuk daerah operasi tropis seperti hutan karena memiliki bobot yang lebih ringan dari Main Battle Tank.

photo
Kendaraan tempur Medium Tank Harimau hasil produksi dari PT Pindad (Persero) melintas saat parade kendaraan di Komplek Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020). - (Antara/Sigid Kurniawan)

Senjata Api

Sejarah Pindad tentu sangat melekat dalam produksi senjata api. Pindad membuat senapan tunduk (sniper) dan senapan serbu (assault rifle). Senapan penembak runduk yang diproduksi Pindad misalnya SPR 3. Senapan ini memenuhi standar NATO  dengan munisi kaliber 7.62 x 51 mm. Senapan ini dilengkapi dengan teropong bidik untuk meningkatkan akurasi tembakan pada jarak 1 km.

Sedangkan untuk golongan senapan serbu, ada senapan SS2 V4. Senapan inj telah 11 kali memenangkan kompetisi menembak AASAM & AARM mempunyai akurasi tembakan yang jitu dengan menggunakan 6 ulir laras setebal 7 inch. SS2-V4 memiliki bodi yang lebih ringkas dilengkapi dengan picatiny rail dan fitur keamanan yang diperbaharui.

Alutsista Laut

Dalam hal Alutsista laut, Pertahanan Indonesia juga memiliki berbagai alternatif pilihan produk dalam negeri. Dalam segmen kapal selam, ada Kapal Selam Alugoro yang merupakan kapal selam pertama yang diproduksi oleh Indonesia, yakni PT PAL hasil kerjasama dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) Korea Selatan

Kapal ini memiliki panjang 61,3 meter berjenis  Diesel Electric Submarine U209/1400 Chang Bogo Class. Kapal Selam  itu mampu bergerak dengan kecepatan 21 knot ketika berada di bawah air dan 12 knot ketika di permukaan dan mampu membawa 40 kru.

photo
Presiden Jokowi meninjau kapal selam Alugoro produksi PT PAL, Senin (27/1). - (Republika/Sapto Andiko Condro)

Kapal Selam Alugoro dipersenjatai delapan tabung torpedo 533 milimeter dan 14 rudal. Kapal selam itu juga bakal dipasangi roket antikapal perang UGM-84 Harpoon buatan Boeing. Rudal bersayap sepanjang 4.6 meter dengan berat 221 seharga US$1,2 juta itu bisa menghantam target dari jarak 124 kilometer.

Saat diuji TNI Angkatan Laut, Alugoro mampu menyelam hingga kedalaman 250 meter. Untuk kemampuan jelajah, Kapal Selam Alugoro mampu bergerak selama 50 hari. Kapal selam itu juga didesain dengan life time hingga mencapai 30 tahun.

Bobot total kapal selam tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan dan 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan.  Kapal Selam Alugoro rencanya akan diserahterimakan ke TNI pada Desember 2020.

Selain kapal selam, PAL Indonesia memproduksi berbagai jenis Produk Kapal Cepat / Kapal Khusus, dan beberapa Produk yang sudah dikuasai antara lain: Landing Platform Dock kapal berukuran 125 meter Penghancur Rudal 105 meter (Frigate), Kapal Cepat Rudal kelas 60 meter, Kapal Patroli Cepat Steel Hull kelas 57 meter, Kapal Riset 1200 GT Kapal Patroli Cepat / Kapal Lambung Aluminium Khusus hingga 38 meter Tugboat dan Anchor Handling Tug / Supply kapal hingga 6.000 kelas BHP, serta Kapal Penangkap Ikan hingga 60 GRT.

Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanudin yang juga Ketua Panja RUU soal Industri Pertahanan mengatakan, industri pertahanan Indonesia sudah berada dalam jalur yang baik. Kerja sama yang dibangun beberapa perusahaan Indonesia dengan luar negeri, misalnya PAL dengan Italia dalam memproduksi frigate, maupun dengan Daewoo dalam memproduksi kapal selam dinilainya sebagai perkembangan positif.

"Jadi jangan bilang oh industri pertahanan kita ini kurang ini dan sebagainya," ujar dia.

Ia pun mendorong Kemenhan untuk lebih membelanjakan anggaran alutsista ke dalam negeri daripada membeli di luar negeri. "Daripada uang jatuh ke tangan orang, kan lebih baik berputar di NKRI. Dinikmati juga," kata Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan.

photo
Kunker Prabowo ke luar negeri. - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement