Jumat 04 Sep 2020 23:32 WIB

Legislator: Subsidi Kuota Harus Perhatikan Daerah Pelosok

Legislator meminta subsidi kuota harus perhatikan daerah pelosok

Subsidi kuota (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Subsidi kuota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, insentif paket data bagi siswa, mahasiswa, guru dan dosen yang akan dikucurkan oleh pemerintah untuk menunjang pendidikan jarak jauh (PJJ) harus memperhatikan daerah yang sulit jaringan. Khususnya di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

"Kami meminta pemberlakuan khusus terutama untuk wilayah 3T. Kalau di wilayah perkotaan, tentu ada internet. Tetapi kalau di daerah 3T, jaringan internet berbeda dengan kota," ujar Illiza dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/9).

Baca Juga

Dalam program subsidi itu, siswa sekolah akan diberikan kuota internet gratis sebesar 35 GB per bulan, untuk guru sebesar 42 GB per bulan, dan untuk mahasiswa serta dosen 50 GB per bulan. Mekanismenya, sekolah akan mendata nomor handphone (HP) setiap peserta didik yang akan dimasukkan ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik). 

Satu Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) hanya boleh memasukkan satu nomor HP dan nomor ini akan diberikan kepada operator seluler. Pendaftaran dapat dilakukan hingga 11 September 2020.

Subsidi akan diberikan selama empat bulan, dari September hingga Desember 2020. Nantinya, nomor handphone akan dilakukan verifikasi. Kemudian, setelah nomor dinyatakan masih aktif, maka pemerintah akan langsung mentransfer kuota data ke masing-masing nomor penerima manfaat.

Illiza mengatakan subsidi itu merupakan respons dari keluhan masyarakat terkait pelaksanaan pelajaran jarak jauh (PJJ) yang disampaikan kepada Komisi X DPR. Setelah dilakukan pembahasan, akhirnya diputuskan kalau subsidi tidak diberikan dalam bentuk uang. "Subsidi ini merupakan rekomendasi dari Panja PJJ Komisi X DPR karena banyak keluhan yang masuk soal PJJ," kata Illiza.

Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan pemerintah harus bermitra dengan operator telekomunikasi yang memiliki jaringan internet kuat dan stabil, jangkauan luas, serta punya kualitas terjamin agar proses belajar dapat berjalan lancar.

Telkomsel menjadi salah satu operator yang memiliki jangkauan luas, tersedia di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Perusahaan memiliki lebih dari 228.000 BTS yang menjangkau 95 persen wilayah Indonesia. Selain itu, 20.000 BTS dan 1.083 BTS USO (Universal Service Obligation) milik Telkomsel telah menjangkau wilayah 3T serta perbatasan negara.

Hasil survei Berdasarkan data survei Ookla, Telkomsel menjadi nomor satu dari segi kecepatan unduh, yakni di 74,31 persen atau 382 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Demikian juga dengan kecepatan unggah Telkomsel yang unggul pada posisi pertama di 278 kota/kabupaten atau sekitar 54,08 persen dan posisi kedua di 135 kota/kabupaten atau 26,26 persen.

Selain dari sisi kecepatan unduh dan unggah, jaringan Telkomsel di 282 kota/kabupaten atau 54,86 persen berada di atas operator lain. Di kawasan Sumatera, Telkomsel tercatat unggul di 99 kota dan kabupaten dari total 154 kota dan kabupaten di pulau bagian barat Indonesia ini. Sebagai contoh, di kota Palembang, kecepatan unduhan Telkomsel tercatat di angka 24,17 Mbps.

Kemudian di posisi kedua ada Indosat Ooredoo dengan kecepatan unduhan sebesar 16,27 Mbps. Posisi ketiga hingga kelima berturut-turut diisi oleh 3 Indonesia, XL dan Smartfren yang masing-masing mencatat performa unduh sebesar 15,94 Mbps, 11,75 Mbps dan 11,08 Mbps.

Demikian juga di Banda Aceh. Kendati posisi kedua hingga kelima tampak berganti, tapi Telkomsel tetap unggul dengan kecepatan unduh di kawasan ini. Kecepatan unduh Telkomsel tercatat sebesar 28,35 Mbps. Sebagai informasi, proses pembelajaran jarak jauh sendiri sebenarnya cukup dengan kecepatan unduh 1,5 Mbps. Hanya saja, kondisi ini bergantung pada kepadatan pengguna di wilayah terkait.

Sementara untuk Pulau Jawa, dari total 119 kota dan kabupaten di Pulau Jawa, Telkomsel berhasil unggul di 107 kota dan kabupaten, termasuk di kawasan Jabotabek. Tak hanya itu, jaringan Telkomsel juga tercatat unggul di sejumlah wilayah di Indonesia bagian tengah seperti Makassar, hingga Denpasar.

Telkomsel juga unggul di daerah Indonesia Bagian Timur dan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di sana. Hal ini terlihat pada sebagian besar wilayah di Sulawesi. Bahkan, di Pulau Maluku dan Papua, bisa dikatakan bahwa Telkomsel menjadi satu-satunya operator yang menyediakan jaringan seluler bagi masyarakat setempat. Hanya dua kota saja yang tercakup jaringan dari operator lain, yakni Ambon dan Jayapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement