REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Provinsi Jawa Barat memiliki potensi besar sebagai pusat industri, perdagangan, pendidikan hingga wisata. Namun, terdapat ancaman bencana alam maupun non alam jika dilihat dari letak geografisnya.
Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Jawa Barat, Setiaji, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Barat turut serta dalam mewujudkan provinsi yang tanggap bencana.
Apalagi, kata dia, telah rampungnya dokumen Jabar Resilience Culture Province (JRCP) yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat No 1 tahun 2020 tentang Peningkatan Kapasitas Budaya Masyarakat Tangguh Bencana di Daerah Provinsi Jawa Barat.
Menurut Setiaji, ia sudah menyiapkan prototipe untuk melengkapi pembangunan Command Center dengan sistem kebencanaan. Baik itu yang ada di Provinsi maupun di Kabupaten Kota. "Jadi Command Center Itu salah satu fungsinya untuk quick response terkait dengan kebencanaan," ujar Setiaji, Rabu (2/9).
Setiaji mengaku, sudah menggelar diskusi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat terkait laporan yang dibutuhkan dalam kebencanaan. Termasuk mengenai standard operational procedure (SOP) sistem pelaporan tatkala terjadi bencana.
"Nah itu berupaya untuk kita kembangkan ke dalam sebuah sistem, sehingga laporan-laporan kebencanaan itu tidak manual lagi ketika dimasukan ke dalam pencatatan laporan," katanya
Nantinya, kata Setiaji, setiap Command Center akan dilengkapi dengan sistem bantuan yang dibutuhkan oleh masyarkat. Misalnya, ketika masyarakat terdampak bencana membutuhkan bantuan pakaian, selimut, alat-alat kesehatan hingga makanan, maka dapat terdata dengan lebih baik.
"Itu juga belum tercatat dalam sistem. Jadi nantinya akan menjadi satu kesatuan sistem termasuk responnya seperti apa," katanya.
Sistem ini, kata Setiaji, untuk memastikan, akan diaplikasikan tidak hanya di Command Center yang berada di Provinsi. Bila JRCP ditargetkan akan benar-benar terwujud di 2028, saat itu Command Center sudah dimiliki oleh seluruh kota kabupaten di Jabar.
Setiaji menargetkan, pada tahun 2020 ini sebanyak 27 kota kabupaten di Jabar sudah memiliki Command Center yang salah satu fungsinya untuk mendorong upaya cepat tanggap terhadap bencana. Sekarang, baru lima Command Center yang sudah berdiri ternasuk yang berada di provinsi.
"Harusnya tahun ini kan 9 tapi karena Covid ditunda tahun depan. Tahun depan paling tidak ada 9 Command Center yang dibangun, karena kita akan menyelesaikan di seluruh kota kabupaten tahun 2022," paparnya.
Menurut Setiaji, upaya pengembangan fungsi Command Center yang saat ini sudah berdiri, akan dilakukan secepatnya. Setiaji mencontohkan, Command Center di Cirebon di mana saat ini belum memiliki aplikasi terkait kebencanaan yang terintegrasi.
"Termasuk misalnya buat sistem call centernya, atau yang lainnya. Atau untuk server dan lain sebagainya," kata Setiaji.
Selain melalui Command Center, kata dia, upaya tangguh bencana di Provinsi Jawa Barat diintegrasikan melalui aplikasi Sapa Warga. Di mana aplikasi ini dapat diakses melalui gawai yang dipegang oleh setiap Rukun Warga (RW).
Salah satu fungsi Sapa Warga terkait kebencanaan, kata dia, yaitu melakukan edukasi mengenai tanggap bencana. Di mana nantinya, RW dapat menyebarkan informasi tersebut kepada setiap warga.