Rabu 02 Sep 2020 19:02 WIB

Narasi Covid-19 Terkendali dari Jokowi dan Perincian Wiku

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat mengalami penurunan.

 Seorang pekerja duduk di tangga sembari memasang spanduk bertema coronavirus awareness dengan gambar Presiden Indonesia Joko Widodo memakai masker, di Jakarta, Indonesia, Rabu (26/8). (ilustrasi)
Foto: AP/Dita Alangkara
Seorang pekerja duduk di tangga sembari memasang spanduk bertema coronavirus awareness dengan gambar Presiden Indonesia Joko Widodo memakai masker, di Jakarta, Indonesia, Rabu (26/8). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Rr Laeny Sulistyawati

Saat membuka rapat terbatas dengan para gubernur menghadapi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penambahan kasus baru Covid-19. Kendati demikian, Jokowi menilai kondisi penambahan kasus di Indonesia ini masih terkendali dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Baca Juga

“Hati-hati di negara kita walaupun ada peningkatan kasus positif di beberapa daerah tetapi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain posisi Indonesia masih relatif terkendali dan ini yang harus kita jaga bahwa pengendalian manajemen untuk Covid ini betul-betul masih pada posisi terkendali,” ujar Jokowi.

Apa maksud dari narasi Covid-19 masih terkendali meski jumlah kasus baru terus meningkat? Jawabannya mungkin seperti yang dijelaskan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pada hari ini, bahwa, persentase kasus aktif (kasus positif dikurangi pasien sembuh dan meninggal) secara nasional terus menurun sejak Maret hingga Agustus.

Pada Maret lalu, kasus aktif secara nasional tercatat sebesar 91,26 persen dan kemudian menurun pada April yang sebesar 81,57 persen. Kemudian pada Mei, kasus aktif Covid-19 tercatat sebesar 71,53 persen, Juni tercatat 56,25 persen, Juli sebesar 44,02 persen, dan Agustus menjadi 23,64 persen.

“Ini kabar bagus bahwa kasus aktif di Indonesia terus turun,” kata Wiku saat konferensi pers, Rabu (2/9).

Wiku pun menekankan agar seluruh pihak mampu terus menekan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia. Selain kasus aktif yang semakin menurun, Wiku juga menyebut persentase kasus kematian secara nasional terus menurun sejak Mei hingga Agustus.

Jumlah kasus kematian sempat melonjak tajam pada April, namun kemudian tingkat kematian terus menurun pada bulan-bulan berikutnya. Pada April, tingkat kematian di Indonesia naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya menjadi 8,64 persen. Kemudian pada Mei jumlah ini menurun menjadi 6,68 persen.

“Juni 5,56 persen, Juli 4,81 persen, dan Agustus 4,47 persen,” ujarnya.

Meskipun angka kematian nasional ini terus menurun, namun kasus kematian di Indonesia masih di atas rata-rata dunia. Kasus kematian di Indonesia tercatat sebesar 4,2 persen, sedangkan kasus kematian dunia sebesar 3,32 persen.

Jumlah kasus kematian di Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-19 besar dunia dari 215 negara lainnya. Kasus kematian terkini di Indonesia tercatat mencapai 7.505 kasus atau 4,2 persen dari kasus konfirmasi positif.

“Ini yang harus menjadi perhatian kita. Dan bekerja keras bahwa angka kematian terus menurun hingga di bawah angka dunia,” ucap Wiku.

Sementara itu, kasus sembuh secara nasional juga mengalami peningkatan setiap harinya. Bahkan, menurut Wiku, persentase kasus sembuh di Indonesia lebih tinggi dari dari persentase dunia.

Pada Maret lalu, kasus sembuh di Indonesia sebesar 3,84 persen yang kemudian naik pada April menjadi 9,79 persen. Pada Mei, angka kasus sembuh juga meningkat kembali menjadi 21,97 persen dan terus mengalami peningkatan hingga saat ini kasus sembuh nasional mencapai 72,17 persen.  

“Ini harus dijaga sehingga angka kesembuhan Indonesia terus meningkat dan di atas rata-rata dunia,” ujar dia.

Kasus baru

Kendati kasus aktif Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan, Wiku mengakui, kasus positif Covid-19 nasional terus mengalami peningkatan. Pada Juni lalu, kasus positif di Indonesia sebesar 11,71 persen, kemudian meningkat menjadi 14,29 persen pada Juli, dan pada Agustus kembali meningkat menjadi 15,43 persen.

“Rata-rata kasus positif di Indonesia sempat menyentuh puncaknya, yakni 25,25 persen pada 30 Agustus lalu,” tambah Wiku saat konferensi pers, Rabu (2/9).

Terus meningkatnya kasus positif di Indonesia ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah. Pemerintah, kata Wiku, harus berupaya keras menekan angka penularan. Wiku menyebut, kecepatan mitigasi, peningkatan kapasitas pemeriksaan laboratorium, serta pelacakan yang masif menjadi kunci untuk mengurangi angka kasus Covid-19.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, tren kasus positif (positivity rate) virus corona Covid-19 Indonesia terus naik dalam tiga bulan terakhir hingga 16 persen. Kasus positif yang tercatat lebih tinggi hingga tiga kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) yang menetapkan positivity rate kurang dari 5 persen.

Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengakui, positivity rate harian di Tanah Air terus naik selama periode tiga bulan terakhir yaitu Juni, Juli, hingga Agustus.

"Rata-rata positivity rate Covid-19 harian di bulan Juni sebesar 12,17 persen, kemudian Juli 13,75 persen, dan Agustus 16,17 persen," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Covid-19 dalam Angka, Rabu (2/9).

Sementara itu, dia melanjutkan, ketika mengelompokkan rata-rata positivity rate bulanan maka hasilnya yaitu Juni 11,71 persen, Juli 14,29 persen, dan Agustus 15,43 persen. Dewi mengakui, positivity rate Covid-19 di Tanah Air masih sangat tinggi.

"Padahal, target kami bisa menurunkan positivity rate sesuai dengan standar WHO, yaitu kurang dari 5 persen," katanya.

photo
Klaster keluarga Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement