REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU -- Sukses menjadi pelopor sejumlah layanan unggulan revolusioner tak membuat RSUD Sekayu berhenti melakukan penyempurnaan layanan bagi masyarakat. Publik medik di Sumsel belum lama menjadi saksi terobisan operasi bedah bariatik obesitas (kegemukan) terhadap Imanuel Sembiring (18 tahun).
Wong Sumsel juga masih ingat betul ketika RSUD Sekayu sukses melakukan bedah saraf terhadap seorang bayi bernama Bunga Az-Zahra (2 bulan) yang menderita kelainan tabung syaraf. Kini RSUD Sekayu bersama dengan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin sedang melakukan inovasi terbaru. Dan awal bulan September sebuah operasi penggantian katup jantung dan kelainan bocor jantung bisa dilakukan rumah sakit kebanggaan ughang kitek, Muba.
Jadwal yang sudah fix, pada 4 September 2020 nanti tim medis RSUD Sekayu, melibatkan berbagai sektor dan dokter, bersiap mensukseskan operasi katup jantung dan bocor jantung. Sejumlah dokter mulai dokter umum, dokter spesialis bedah, dokter spesialis anak, dokter spesialis jantung pembuluh darah dan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskuler akan mengoperasi Ehu (22 tahun).
Ehu mengalami kelainan katup jantung (Mitral Stenosis Severe, Mitral Regurgitasi Moderate). Satu lagi pasien yakni Mona (8 tahun) penderita jantung bocor (Patent Ductus Arteriosus) juga akan dioperasi di RSUD Sekayu.
"Operasi penggantian katup jantung dan kelainan bawaan bocor jantung ini adalah operasi yang sangat sulit, dimana belum ada RSUD Kabupaten di Indonesia yang melakukan operasi ini. Artinya RSUD Sekayu akan menjadi RSUD kabupaten pertama yang melakukan operasi jantung ini. Untuk itu RSUD Sekayu sudah mempersiapkan dokter-dokter yang ahli dalam bidangnya," ujar Direktur RSUD Sekayu, dr Makson Parulian Purba, MARS.
Operasi jantung ini membutuhkan persiapan tenaga, peralatan dan sumber daya yang tidak sedikit. Biaya yang dibutuhkan juga mencapai ratusan juta rupiah. Beruntung Muba memiliki Bupati H Dodi Reza Alex Noerdin yang sangat mendukung kegiatan ini.
Dodi memang sangat mendukung kegiatan terutama di bidang kesehatan. Secara khusus orang nomor satu di Muba yang mengenyam pendidikan di Belgia, Kanada, Amerika serta meraih dokor di Unpad ini secara khusus menyampaikan prihatin sekaligus mendukung full atas operasi yang dijadwalkan untuk dua pasien asal Muba.
"Kita berharap agar kedua anak ini diberikan kesehatan seperti anak-anak lain seusianya. Mari kita doakan agar proses operasi nanti berjalan lancar dan mereka bisa tumbuh besar dan bisa menjalankan aktivitasnya dengan senyuman,” ucapnya.
Disebut Makson untuk menunjang kesuksesan operasi berbagai persiapan telah dilakukan termasuk mendatangkan alat alat-alat penunjang medis dan juga alat katup jantung buatan.
Soal ganti katup jantung ini memang bukan kemustahilan. Penggantian katup jantung, tambah Makson, adalah salah satu bagian prosedur operasi katup jantung. Operasi ini merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan tujuan mengganti katup jantung yang mengalami kerusakan.
"Selama operasi penggantian katup jantung, jantung pasien Ehu (22 tahun) akan dihentikan sementara. Kerja jantungnya akan digantikan oleh mesin. Katup jantung yang mengalami kerusakan akan digantikan dengan katup buatan baru," kata dia.
Hal sama juga akan dialamai pasien Mona. Bocah penderita kelainan jantung bawaan berupa Patent Ductus Arteriosus atau jantung bocor. Penyakit ini terjadi ketika ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir.
Ductus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh), dan arteri pulmonal (pembuluh darah yang mengalirkan darah yang miskin oksigen dari jantung ke paru-paru).
"Saluran ini harusnya menutup secara otomatis dalam 2-3 hari kehidupan. Namun hal ini tidak terjadi pada orang yang mengalami kelainan ini , sehingga dibutuhkan operasi pada jantung untuk bisa dilakukan penutupan lobang tersebut."
Kedua kondisi kelainan jantung ini akan menggangu kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh, sehingga mengakibatkan tumbuh kembah orang yang menderita kelainan tersebut tidak seperti anak-anak yang lain. Selain itu, hal ini juga akan mengakibatkan pasien tidak bisa beraktivitas fisik seperti biasa karena sesak yang dirasakannya.