Selasa 01 Sep 2020 17:29 WIB

Ekspor Mendong Tasikmalaya ke Amerika Kembali Berjalan

Ekspor mendong kali ini merupakan yang kali pertama setelah pandemi Covid-19.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pekerja membuat kerajinan mendong di rumah produksi CV Mendong Jaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Selasa (1/9). Beberapa kerajinan mendong yang diproduksi dari tempat itu adalah tikar, sandal, tempat tisu, boks penyimpanan, dan kerajinan tangan lainnya.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah pekerja membuat kerajinan mendong di rumah produksi CV Mendong Jaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Selasa (1/9). Beberapa kerajinan mendong yang diproduksi dari tempat itu adalah tikar, sandal, tempat tisu, boks penyimpanan, dan kerajinan tangan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, geliat ekonomi di Kota Tasikmalaya mulai kembali bangkit. Kebangkitan itu ditandai dimulainya kembali ekspor kerajinan mendong dari Tasikmalaya ke Amerika Serikat pada Selasa (1/9).

Salah satunya CV Mendong Jaya. Rumah produksi kerajinan mendong di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya ini telah mengekspor produknya ke Amerika Serikat. Pemilik CV Medong Jaya, Eje Zainal Muttaqin mengatakan, ekspor kali ini merupakan yang kali pertama setelah pandemi Covid-19 terjadi.

Ia menjelaskan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun itu sangat memengaruhi usahanya. Banyak pesanan yang dibatalkan, termasuk pesanan ekspor ke luar negeri.

"Break ekspor itu Maret-Juni, semua pesanan dibatalkan. Namun kita bertahan. Alhamdulillah ada jalannya, sekarang ekspor bisa jalan lagi," kata dia, Selasa.

Bulan ini, rumah produksi binaan Bank Indonesia (BI) itu, mendapat pesanan kerajinan mendong berbentuk boks dari Amerika sebanyak satu kontainer atau sekira 5.000 set. Pengiriminannya sendiri dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengirimkan sebanyak satu truk kerajinan mendong terlebih dahulu.

Eje mengatakan, ekspor mendong ke Amerika sudah dilakukan sejak sekira lima tahun terakhir. Setiap bulannya, ia mendapat pesanan sekira satu hingga dua kontainer dengan nilai sekira USD 30 ribu.

Bukan hanya ke Amerika, ekspor kerajinan mendong juga dilakukan ke negara lain seperti Inggris, Spanyol, dan Cina. Namun, 90 persen ekspor mendong memiliki tujuan Amerika.

Menurut Eje, produknya laris di luar negeri karena bahan baku mendong itu ramah lingkungan. Menurutnya, masyarakat luar negeri banyak yang sudah tak mau menggunakan bahan seperti plastik.

Ia pun meyakini pasar ekspor mendong masih sangat terbuka lebar. Apalagi selama ini, rumah produksinya juga masih belum bisa memenuhi permintaan ekspor.

"Sekarang kita baru 25 persen memenuhi permintaan dari amerika. Soalnya di sana jadi kebutuhan," kata dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan BI Tasikmalaya kepada para UMKM binaannya di wilayah Priangan Timur, pada masa awal pandemi Covid-19 terjadi penurunan produksi dan penjualan mencapai 50-75 persen. Namun, sejak Juni 2020 mulai terjadi pemulihan produksi dan penjualan UMKM sekira 25-50 persen.

Heru menyebut, salah satu UMKM yang mampu bertahan adalah CV Mendong Jaya, yang saat ini mulai kembali melakukan ekspor ke Amerika Serikat.

"Artinya, upaya para UMKM untuk bertahan itu mulai membuahkan hasil," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement