Selasa 01 Sep 2020 21:21 WIB

Kerajinan Mendong Tasikmalaya Kembali Diekspor ke AS

Kegiatan ekspor kerajinan mendong sempat terhenti akibat pandemi.

Sejumlah pekerja membuat kerajinan mendong di rumah produksi CV Mendong Jaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Selasa (1/9). Beberapa kerajinan mendong yang diproduksi dari tempat itu adalah tikar, sandal, tempat tisu, boks penyimpanan, dan kerajinan tangan lainnya.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah pekerja membuat kerajinan mendong di rumah produksi CV Mendong Jaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Selasa (1/9). Beberapa kerajinan mendong yang diproduksi dari tempat itu adalah tikar, sandal, tempat tisu, boks penyimpanan, dan kerajinan tangan lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Produk kerajinan mendong khas Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali diekspor ke Amerika Serikat (AS). Pasalnya, kegiatan ekspor sempat terhenti selama beberapa bulan sejak pandemi.

"Break ekspor itu Maret-Juni, semua pesanan dibatalkan, namun kita bertahan. Alhamdulillah ada jalannya, sekarang ekspor bisa jalan lagi," kata pemilik CV Mendong Jaya produsen kerajinan mendong, Eje Zainal Muttaqin di Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (1/9).

Baca Juga

Ia mengatakan, mendong merupakan tanaman rumput yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kerajinan berupa tikar, alas, maupun produk yang dikirim ke AS yaitu berupa wadah. Produksi kerajinan mendong di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya itu, kata dia, kembali menggeliat setelah ada pesanan produk boks atau wadah ke Amerika sebanyak satu kontainer atau sekitar 5.000 set yang dikirim secara bertahap.

Eje menyampaikan pasar ekspor mendong khas Tasikmalaya masih terbuka luas. Bahkan, rumah produksi yang ada di Tasikmalaya belum bisa memenuhi permintaan ekspor.

"Sekarang kita baru 25 persen memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, soalnya di sana jadi kebutuhan," kata Eje.

Ia mengungkapkan, ekspor produk kerajinan dari bahan mendong bukan hanya ke AS, tapi ada beberapa negara lainnya yang sudah berjalan sejak lima tahun lalu. Ekspor dilakukan setiap bulan dengan jumlah pesanan satu sampai dua kontainer.

"Produk ini laris di luar negeri karena bahan baku mendong itu ramah lingkungan, orang luar negeri banyak yang sudah tak mau menggunakan bahan seperti plastik," katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Heru Saptaji, mengatakan, pihaknya melakukan pembinaan terhadap perajin mendong di Tasikmalaya. Ia mengungkapkan wabah COVID-19 telah berdampak pada lambatnya perputaran ekonomi di dunia, salah satunya pelaku UMKM di bawah binaan BI Tasikmalaya terjadi penurunan produksi dan penjualan hingga 75 persen.

Namun mulai Juni 2020, kata dia, ekonomi masyarakat mulai bangkit. Setidaknya terlihat dari produk kerajinan mendong yang mulai kembali ekspor ke AS.

"Artinya upaya para UMKM untuk bertahan itu mulai membuahkan hasil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement