Senin 31 Aug 2020 20:00 WIB

Tulisan Bisa Jadi Solusi Hadapi Krisis Reputasi

Merespons krisis dengan tulisan bisa beragam bentuknya.

firsan nova
Foto: istimewa
firsan nova

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Memproduksi tulisan menjadi salah satu solusi efektif dalam menghadapi krisis reputasi yang dihadapi oleh sebuah institusi. Namun dalam memproduksi tulisan ini sebagai bentuk narasi tunggal harus kreatif.

“Merespons krisis dengan tulisan bisa beragam bentuknya. Ini sangat penting dilakukan oleh semua lembaga humas atau public relations,” kata CEO Nexus RMSC, Firsan Nova, dalam diskusi virtual untuk menandai peluncuran buku "The Real GPR: 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia” di Jakarta.

Terkait dengan memproduksi tulisan, Firsan menjelaskan perlu dicarikan juru bicara tak resmi sekaligus ghostwriter untuk melakukan recovery lewat narasi. Selain itu, perlu juga dilakukan melalui saluran media digital, membuat buku maupun memoar.

“Tujuannya tentu saja untuk memberikan klarifikasi atau penjelasan lebih mendalam sebagai bagian recovery atas krisis yang terjadi,” ujar penulis buku Dear Raya ini.

Firsan mengatakan perjuangan humas dimulai dengan tujuan agar didengar. Setelah terdengar, humas dapat melakukan aksi nyata sesuai visi dan misi, sehingga dampaknya dapat dirasakan.

"Kreatif bagi humas itu penting, tapi juga harus strategis. Humas harus mulai beralih piker dari hal teknis ke strategis," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Iprahumas Meylani menjelaskan buku ini merupakan karya 85 pranata humas yang berasal dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Jelas, hal ini merupakan bukti humas pemerintah mampu menulis dan menghidupkan narasi terkait kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah," kata Meylani.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement