Senin 31 Aug 2020 11:34 WIB

Pengamat: PDIP Diuntungkan Risma di Pilkada Surabaya

Narasi kesuksesan Risma selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai, PDIP pandai memanfaatkan peluang di Pilkada Surabaya dengan selalu menempatkan nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Nama Risma kerap disebut-sebut sebagai pintu masuk untuk menjembatani dan memastikan kesinambungan Surabaya. 

Dia mengatakan, tidak dapat dimungkiri, masyarakat menilai Risma sukses selama masa kepemimpinannya di Surabaya. Hal itu membuat Risma dicintai publik Surabaya.

Baca Juga

"Yang juga menarik adalah setiap narasi kesuksesan Risma selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sehingga publik semakin mengasosiasikan bahwa keberhasilan Surabaya adalah berkat kepemimpinan PDIP," ujarnya dikonfirmasi Senin (31/8).

Surokim menyebut, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Risma masih sangat tinggi. Bahkan, ketika terjadi pandemi Covid-19, berdasarkan survei, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya terhadap Risma masih sangat tinggi.

Menurutnya, nama Risma bisa dijadikan ujung tombak kampanye calon yang nantinya diusung PDIP. "Jangan heran, nama Risma akan disebut oleh kandidat dari PDIP. Kenapa? Kasar-kasarannya, kalau anda di-endorse Bu Risma secara terbuka, belum kerja anda sudah dapat basis suara pencinta Bu Risma," kata Surokim.

Surokim juga menilai tepat langkah PDI Perjuangan yang terus menunda-nunda pengumuman rekomendasi Bacawali dan Cawawali Surabaya sebagai upaya mencari perhatian publik. Secara tidak langsung, langkah ini memancing media untuk terus memberitakam dan menerka-nerka siapa calon yang akan diusung Si Moncong Putih.

Menurut Surokim, dengan masifnya pemberitaan di media massa, akan semakin menarik perhatian publik, utamanya masyarakat Surabaya. Karena, menurutnya, masyarakat dipaksa penasaran untuk mengetahui terkait pasangan calon yang dipercaya meneruskan kepemimpinan Tri Rismaharini.

"Pemberitaan media dan perbincangan di media sosial terkait Pilkada Surabaya begitu besar. Terutama soal rekomendasi dari PDI Perjuangan sebagai partai terbesar sekaligus partai tempat Wali Kota Tri Rismaharini berkiprah," ujar Surokim.

Surokim melanjutkan, kepiawaian PDIP menguasai panggung perhatian publik juga tergambar saat Hasto Kristiyanto, Tri Rismaharini, Djarot Saiful Hidayat, dan Arif Wibowo mendatangi Surabaya untuk memimpin konsolidasi internal. Ia mengatakan publik menduga-duga apakah kedatangan Hasto dan jajaran DPP PDIP tersebut sekaligus untuk mengantar surat rekomendasi.

"Ketika menjadi perhatian publik, secara tidak langsung menguntungkan bagi PDIP. Istilahnya, dapat insentif pemberitaan. PDIP cerdas dalam hal ini," ujar Surokim.

Surokim menambahkan, ketika menjadi perhatian publik, orang yang tidak tahu atau yang hanya bersikap biasa terhadap Pilkada akan penasaran dan terus mengikuti perkembangannya. Apalagi, Hasto menyampaikan narasi yang mengirimkan pesan politik sangat jelas bagi warga Kota Pahlawan.

"Lebih-lebih ketika menjadi perhatian, PDIP lalu bisa menawarkan narasi yang menjawab isu publik. Maka akan menarik pemilih yang belum menentukan pilihan, karena pemilih seperti itu akan tergantung pada paparan informasi," kata Surokim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement