Ahad 30 Aug 2020 15:18 WIB

Depok Gelontorkan Rp 64 Miliar Tangani Covid-19

Rp 64 miliar digelontorkan Pemkot Depok untuk penanganan covid-19.

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Depok Gelontorkan Rp 64 Miliar Tangani Covid-19. Foto: Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam menjalankan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) mendapat apresiasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dan, ditengah pandemi Covid-19, apresiasi itu ke Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam pemberian penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2020.
Foto: Dok Humas Pemkot Depok
Depok Gelontorkan Rp 64 Miliar Tangani Covid-19. Foto: Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dalam menjalankan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) mendapat apresiasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dan, ditengah pandemi Covid-19, apresiasi itu ke Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam pemberian penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 64 miliar untuk penanganan virus Corona (Covid-19) di Kota Depok. Anggaran ini dipergunakan untuk melengkapi fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), menyediakan alat test Covid-19, sosialisasi dan mitigasi.

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok, Nina Suzana menjelaskan, saat ini Pemkot Depok memiliki RSUD Tipe C dengan ruang serta tempat tidur yang terbatas. Oleh karena itu, sebagian anggaran tersebut dialokasikan untuk memenuhi fasilitas yang dibutuhkan.

Baca Juga

"Penanganan ini butuh dana besar. Belum lagi alat tes rapid dan PCR, Alat Pelindung Diri (APD), disinfektan dan lain-lain, itu semua dicover oleh anggaraan itu," ujar Nina dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (30/8).

Dia menjelaskan, anggaran yang sudah digelontorkan untuk RSUD Kota Depok jumlahnya sekitar Rp 15 miliar dan dibagi dalam beberapa tahapan. Begitupun untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok yang jumlahnya lebih dari Rp 20 miliar.

"Belum lagi anggaran penanganan Covid-19 pada rumah sakit yang ditunjuk untuk penanganan atau isolasi, seperti RSUI, RS Bhayangkara Brimob dan lain-lain. Pastinya butuh anggaran besar," jelas Nina.

Menurut Nina, besaran nilai yang telah digelontorkan Pemkot Depok tidak bisa dibandingkan dengan meningkatnya jumlah kasus positif. Mengingat, 60 persen warga Kota Depok merupakan komuter.

"Pemkot Depok sudah melakukan berbagai upaya  untuk menurunkan angka penyebaran Covid-19. Namun pergerakan atau mobilitas orang di Kota Depok yang umumnya para komuter, sulit dibatasi," terangnya.

Dia menambahkan, mengingat, perkantoran dan fasilitas publik di tempat lainnya sudah beraktivitas normal, juga membuka kemungkinan untuk kasus penyebaran baru.

"Seperti beberapa kasus yang terjadi saat ini. Pasien yang terkonfirmasi positif merupakan imported cases yang ditularkan oleh anggotanya yang bekerja di Jakarta," tutur Nina.

Lanjut Nina, pihaknya, meminta peran aktif masyarakat dalam mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan menerapkan 3M yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak. "Saya mengajak masyarakat untuk bersama memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Lakukan 3M dimanapun dan kapanpun," pungkasnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement