REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dampak pandemi Covid-19 berimbas pada perkembangan teknologi dan globalisasi yang kian melesat jauh. Banyaknya orang yang mulai mengandalkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari membuat bisnis online mengalami peningkatan sebesar 400 persen . Hal itu menginspirasi orang untuk berlomba-lomba merintis sebuah bisnis baru atau startup.
Anik Andriani, kaprodi Sistem Informasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Yogyakarta membagikan tips sukses bagaimana membangun sebuah bisnis startup di Indonesia dalam webinar NEXT (Notable Expert Talk) bertajuk ‘Peluang Aplikasi Startup di Masa Pandemi Covid-19’ yang diselenggarakan pada Rabu (22/08) secara live via Zoom dan Youtube.
“Tips sukses dalam membangun startup adalah memahami dulu apa itu startup, memantapkan niat, membuat business plan, memastikan produk yang dipilih adalah kebutuhan banyak orang, carilah partner kerja yang cocok, evaluasi dan jangan cepat puas,” ujar Anik dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Fenomena yang terjadi selama pandemi merupakan aktivitas ekonomi beralih menjadi berbasis daring, UMKM mulai merambah penjualan online, serta terbitnya aturan Study From Home dan Work From Home. Mengatasi hal itu, muncul beberapa aplikasi startup yang memberikan solusi, di antaranya Qiscus yang berperan mendistribusikan informasi perihal Covid-19, Sonicboom sebagai alternatif pengganti fingerprint, dan PrivyID yang merupakan tanda tangan digital untuk dokumen penting.
Anik dari Kampus UBSI Yogyakarta menuturkan ada tiga faktor sukses startup di Indonesia. Yang pertama, yakni sumber daya manusia yang meliputi usia, pendidikan, pengalaman, dan kemampuan non formal. Faktor sukses yang kedua adalah infrastruktur komunikasi yang terdiri dari Broadband Availibility, Speed, dan Price. Sedangkan faktor yang ketiga ialah Cyber Security di antaranya Confidentiality, Integrity, Availibility.
“Dari semua analisa faktor kesuksesan startup yang paling berpengaruh dalam membangun sebuah startup adalah working experience, sehingga sangat dibutuhkan SDM yang berpengalaman di bidang startup yang dipilih,” imbuh Anik.
Selain itu ada juga lima faktor penyebab kegagalan startup di Indonesia, yakni produk tidak dibutuhkan pasar karena analisa pasar yang kurang tepat, terlalu banyak ‘bakar uang’ pengeluaran dan pemasukan sangat tidak sesuai, tim yang tidak solid, kalah dalam kompetisi, dan pricing/cost issues.
“Untuk membangun sebuah startup yang sukses bergabunglah dengan beberapa komunitas bisnis startup. Indonesia sendiri memiliki banyak komunitas startup yang menjadi wadah bagi Startup lokal, salah satunya Jogja Digital Valley, Bandung Digital Valley, Ikitas, Stasion dan lainnya. Dengan bergabung dalam komunitas akan banyak referensi serta ilmu baru yang bisa digunakan untuk merintis sebuah usaha,” tutup Anik.