Jumat 28 Aug 2020 18:04 WIB

Soal Pembukaan Bioskop, Legislator: Sebaiknya Kita Bersabar

Legislator menilai pembukaan bioskop harus dilakukan secara hati-hati.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Pembukaan bioskop (Ilustrasi)
Foto: republika/mardiah
Pembukaan bioskop (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta semua pihak untuk bersabar terkait rencana pembukaan bioskop. Menurutnya pembukaan bioskop harus dilakukan secara hati-hati.

"Lebih baik kita bersabar sebentar daripada nanti menimbulkan masalah baru memunculkan satu pusat penyebaran baru," kata Rahmad kepada Republika.co.id, Jumat (28/8).

Baca Juga

Dirinya memahami kesulitan perusahaan dan pegawai di tengah pandemi saat ini. Namun menurutnya pemutusan penularan Covid-19 jauh lebih penting dilakukan. Apalagi WHO telah mengumumkan temuannya bahwa penularan Covid-19 bisa terjadi melalui udara (airborne transmission).

"Apalagi dengan adanya satu imbauan dari WHO bahwa airborne itu bener nyata adanya saya kira itu jadi perhatian kita bersama karena memang bioskop itu kedap ya, kedap ruangan, kemudian sirkulasi udara juga sangat terbatas sekali shingga ini terus jadi bahan pertimbangan," ujarnya.

Handoyo menegaskan agar seluruh pihak mempertimbangkan terkait rencana pembukaan bioskop. Setidaknya hal tersebut dilakukan hingga vaksin dan obat covid ditemukan. "Saya kira hati-hatilah, lebih baik saran saya kita bersabar untuk pembukaan bioskop ini," ujar politikus PDIP tersebut. 

Sebelumnya Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa banyak hal harus dipertimbangkan sebelum sebuah daerah memutuskan membuka kembali bioskop. Pemda, ujarnya, harus menjalankan prakondisi, penentuan waktu yang tepat, menentukan prioritas sektor yang dibuka, koordinasi dengan pemerintah pusat, serta melakukan evaluasi akhir.

"Khususnya bioskop harus memperhatikan kondisi yang ada, di suatu daerah. Tentang risiko penularan atau peningkatan kasusnya harusnya apabila dilakukan dalam kondisi yang relatif penularan rendah atau hijau, itu mungkin masih bisa dipertimbangkan," kata Wiku dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (27/8).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement