Rabu 26 Aug 2020 17:22 WIB

Petani Cilacap Keluhkan Anjloknya Harga Jagung

Jagung berlimpah sebab industri ternak terpukul karena pandemi covid-19.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
jagung
jagung

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Petani jagung di wilayah Cilacap, mengeluhkan anjloknya harga jagung. Seperti yang diungkapkan aktivis pendamping petani wilayah Kawunganten, Kukuh Rasiyanto, menyebutkan hasil panen petani jagung saat ini hanya dihargai Rp 30 ribu hingga Rp 31 ribu per kg.

''Kondisi cukup memukul petani, karena harga tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya tanam yang sudah dikeluarkan petani,'' katanya, Selasa (26/8).

Baca Juga

Dia menyebutkan, salah satu sentra petani jagung di Kabupaten Cilacap, ada di wilayah Kecamatan Kawunganten. Di wilayah ini, ada sekitar 10 ribu hektar lahan yang ditanami jagung.

Kukuh menyebutkan, hasil panen petani jagung di wilayah Kawunganten saat ini cukup berhasil baik. Rata-rata, bisa menghasilkan sekitar  sekitar 80 ton per hektar dalam bentuk pripil.

Namun dalam kondisi panen yang cukup baik saat ini, harga jagung ternyata dihargai dengan murah. ''Idealnya, harga jagung di atas Rp 35.000. Dengan harga sekian, petani bisa mendapatkan sedikit keuntungan,'' katanya.

Bahkan pada musim tanam I yang panen sekitar Februari-Maret 2020 lalu, Kukuh menyebutkan, harga jagung hasil panen petani masih dihargai cukup tinggi. ''Saat itu, jagung hasil panen petani dihargai hingga di atas Rp 40 ribu per kg,'' jelasnya.

Dia memperkirakan, anjloknya harga jagung ini, disebabkan banyaknya sentra penghasil jagung yang juga sedang memasuki musim panen. Disisi lain, usaha ternak sebagai pengkonsumsi utama pakan berbahan baku jagung, saat ini banyak yang terpukul akibat wabah Covid 19.

''Kedua hal inilah yang diperkirakan membuat harga jagung menjadi anjlok,'' ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement