Senin 24 Aug 2020 19:02 WIB

Pesan IDI Agar Klaster Keluarga tidak Meluas

Kini klaster keluarga terus meluas di beberapa wilayah.

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski aktivitas masyarakat mulai kembali normal pascapemberlakuan beberapa pembatasan, tetapi penyebaran virus Corona atau Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda. Justru angka kasus baru terus mengalami peningkatan dan munculnya klaster-klaster baru, salah satunya klaster keluarga. Bahkan kini klaster keluarga terus meluas di beberapa wilayah.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Bidang Kesekretariatan, Protokoler dan Public Relation Halik Malik menyatakan Covid-19 terbukti telah mengancam kehidupan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian yg ditimbulkan sepanjang pandemi ini. "Termasuk di antaranya munculnya sejumlah keluarga yang turut menjadi korban bahkan menjadi klaster penularan," ujar Halik Malik saat dihubungi Republika.co.id, Senin (24/8).

Halik Malik menambahkan, kelompok masyarakat yang berisiko dan rentan sebisa mungkin dilindungi dari bahaya penularan. Terutama orang tua dan lainnya yang berada di rumah. Karena itu, menurutnya, setiap orang perlu secara aktif melakukan upaya pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

"Diperlukan kewaspadaan dari semua pihak karena siapa pun bisa tertular dan menularkan virus corona. Covid-19 tidak mengenal tempat, waktu, usia, pekerjaan dan status sosial seseorang," ungkap Halik Malik.

Untuk mengantisipasi atau setidaknya agar klaster keluarga tidak tambah meluas, Halik Malik berpesan, agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan melaksanakan protokol kesehatan. Seperti selalu memakai masker terutama di saat berada luar rumah, menjaga jarak fisik aman 1,5 sampai 2 meter dan hindari kerumunan dan selalu cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.

"Kurangi pemakaian AC, gunakan ventilasi alami dengan membuka jendela dan pintu. Kemudian cek kesehatan dan konsultasi jika ada risiko dan gejala, jika terdeteksi positif Covid-19 segera isolasi mandiri dan dirawat jika terdapat keluhan," pesan Halik Malik.

Dikutip dari laman resmi Satgas Covid-19, penambahan kasus positif baru, per 23 Agustus 2020 kemarin jumlah kumulatif menjadi 153.535 kasus. Penambahan terbanyak hari ini di DKI Jakarta dengan 615 kasus. Total kumulatif menjadi 33.470 kasus. Kemudian, diikuti Jawa Timur dengan jumlah 279 kasus. Total kumulatif menjadi 30.315 kasus. Ketiga terbanyak berada di Jawa Tengah dengan 188 kasus dan kumulatifnya menjadi 12.476 kasus.

Sedangkan untuk kasus kematian bertambah sebanyak 86 kasus dan total mencapai 6.680 kasus. Persentase kematian masih di angka 4,4 persen. Penambahan tertinggi hari ini berada di Jawa Timur dengan 19 kasus dan totalnya mencapai 2.172 kasus. Penambahan terbanyak kedua dari DKI Jakarta dengan 17 kasus dan totalnya mencapai 1.097 kasus. Terbanyak ketiga dari Jawa Tengah dengan 12 kasus dan totalnya mencapai 846 kasus.

Kendati demikian, jumlah kesembuhan per 23 Agustus 2020 juga ini masih melampaui penambahan kasus positif baru. Per 23 Agustus 2020, jumlah kesembuhan mencapai 2.302 kasus, sementara kasus positif baru sebanyak 2.037 kasus. Jumlah kasus aktif di Indonesia sampai hari ini sejumlah 39.355 kasus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement