Sabtu 22 Aug 2020 04:29 WIB

Pakar: Nyesek Dada N250 Masuk Museum

Pakar meminta teknologi buatan dalam negeri jadi produk nasional, bukan masuk museum.

Pesawat N250 Prototipe Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca sudah tiba di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (21/8). Dengan menggunakan tiga truk kontainer pesawat dipecah menjadi tiga bagian yakni badan pesawat, sayap, dan mesin. Pesawat buatan Indonesia yang dirancang oleh BJ Habibie ini diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk melengkapi koleksi kepada Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta. Pada Sabtu (22/8) rencanya akan dimulai proses perakitan kembali pesawat.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pesawat N250 Prototipe Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca sudah tiba di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (21/8). Dengan menggunakan tiga truk kontainer pesawat dipecah menjadi tiga bagian yakni badan pesawat, sayap, dan mesin. Pesawat buatan Indonesia yang dirancang oleh BJ Habibie ini diserahkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk melengkapi koleksi kepada Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta. Pada Sabtu (22/8) rencanya akan dimulai proses perakitan kembali pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peraih BJ Habibie Technology Award 2017 Ibnu Susilo mengatakan bahwa euforia pengembangan teknologi Indonesia harus didorong menjadi produksi nasional. Pengembangan teknologi bukan berhenti dan menjadi sejarah lalu masuk museum seperti pesawat terbang N250 Gatotkaca.

"Jadi ada idealisme lalu dedikasi, nanti kita ramai-ramai mungkin membuat sebuah prototipe lalu ada euforia dan biasanya historically akhirnya masuk museum dan salah satunya yang sampai hari ini saya masih nyesek di dada adalah N250 yang hasil karya kita bersama ternyata dimasukkan di museum," kata Ibnu Susilo dalam diskusi virtual oleh Kemenristek/BRIN tentang pesawat dan motor listrik, dipantau dari Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Pencipta dan perintis produk kendaraan off-road utility digital lokal Formula Indonesia (FIN) Komodo itu mengatakan dalam budaya teknologi Indonesia, banyak hasil penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi, lembaga riset atau litbang kementerian berhenti di titik masuk ke museum. Masih jarang sekali, ujar pria yang terlibat dalam pembuatan pesawat N250 itu, hasil penelitian Indonesia berakhir menjadi produk nasional.

Karena itu dia mendorong agar produk-produk seperti kendaraan listrik dan turunannya yang tengah mendapat dukungan dari pemerintah untuk membuat hasil penelitiannya menjadi produk nasional. Untuk itu pentahapan dan strategi harus dilakukan dan pemerintah benar-benar mendukung.

Strategi yang besar dibutuhkan karena selain permasalahan teknis terdapat juga isu finansial yang harus menjadi pertimbangan agar produk penelitian bisa diproduksi massal.

"Seharusnya para engineer kita ada di depan, tetapi di Indonesia bukan engineer yang di depan tapi diwarnai oleh lompatan-lompatan secara politis yang akan mengganggu kinerja atau ide-ide seorang engineer," tegas Ibnu.

Karena itu mantan insinyur di PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) tersebut, kini bernama PT Dirgantara Indonesia (DI), berpesan agar para pemangku kepentingan untuk selalu konsisten menjaga langkah-langkah dari pencapaian target yang sudah dirancang.

N250 PA01 Gatotkaca, yang dirancang oleh Presiden RI ke-2 BJ Habibie, telah diserahkan oleh PTDI untuk dipamerkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala di Yogyakarta dan rencananya akan diresmikan pada 25 Agustus 2020.

Program N250 Gatotkaca dihentikan ketika krisis ekonomi terjadi pada 1998 silam. Begitu pula dengan proses sertifikasi pesawat tersebut. Sejak saat itu, Gatotkaca hanya berdiam di hanggar PTDI sebelum akhirnya diserahkan ke museum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement