Jumat 21 Aug 2020 19:04 WIB

Pasangan Bajo Jadi Harapan Gibran tak Lawan Kotak Kosong

Calon Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo dinyatakan lolos verfikasi faktual oleh KPU.

Petugas KPU membawa kotak suara pemilu. (ilustrasi)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas KPU membawa kotak suara pemilu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rizkyan Adiyudha

Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta, Jawa Tengah, memutuskan bakal calon pasangan perseorangan Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo) lolos verifikasi faktual (verfak). Sehingga, pasangan Bajo berhak mendaftar sebagai peserta pilkada setempat, 4—6 September 2020.

Baca Juga

"Pasangan Bajo dari hasil verfak data dukungan tahap pertama dan masa perbaikan totalnya 38.831 pendukung, sedangkan syarat dukungan minimal 35.870 pendukung atau sudah melebihi," kata Ketua KPU Kota Surakarta Nurul Sutarti usai Rapat Pleno Rekapitilasi Dukungan Balon Perseorangan dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta 2020 masa perbaikan di Solo, Jumat (21/8).

Nurul menjelaskan, bahwa pasangan Bajo pada verfak tahap pertama yang memenuhi syarat (MS) sebanyak 28.629 pendukung, kemudian pada verfak masa perbaikan, MS sebanyak 10.202 pendukung. Dari data 10.202 syarat dukungan masa perbaikan, kata dia, sebarannya memenuhi syarat di lima kecamatan, yakni Laweyan 877 syarat dukungan, Serengan 1.001 syarat dukungan, Pasar Kliwon 636 syarat dukungan, Jebres 5.143 syarat dukungan, dan Banjarsari 2.545 syarat dukungan.

"Kami awalnya menerima data syarat dukungan tambahan atau masa perbaikan yang lolos administrasi sebanyak 16.700 syarat dukungan. Namun, hasil verfak 10.202 syarat dukungan dianggap MS," kata Nurul.

Menurut Nurul, jika tidak lengkap saat pendaftaran, masih ada waktu bagi pasangan Bajo untuk memperbaikinya. Pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta 2020, pasangan Bajo mencatatkan sejarah karena menjadi pasangan pertama yang maju sebagai kontestasi melalui jalur perseorangan.

Bajo merupakan satu-satu pasangan calon menjadi pesaing dari pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang diusung dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Balon Wali Kota Surakarta Bagyo Wahyono menyatakan, segera melakukan konsolidasi sukarelawannya, kemudian menggalang koalisi dengan rakyat.

"Artinya, kami menyatu dengan rakyat bagaimana bisa memenangkan Bajo pada Pilkada Surakarta, 9 Desember mendatang," kata Bagyo usai menghadiri rapat pleno rekapitulasi dukungan balon perseorangan.

Pada pekan lalu, calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka masih berharap dirinya tidak akan melawan kotak kosong pada Pilkada 2020 nanti. Kader PDIP itu mengungkapkan, bahwa saat ini masih ada calon dari independen yang tengah berjuang untuk maju dan meramaikan perebutan kursi wali kota Solo.

"Kotak kosong, teman-teman media coba ke Solo nanti kalau terbukti tidak ada kotak kosong gimana?" kata Gibran usai menemui Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (12/8).

Dia meminta agar kemungkinan munculnya kotak kosong di Pilkada Solo tidak sering-sering diungkapkan. Putra sulung Presiden Jokowi ini mengaku siap melawan siapa pun calon yang muncul sebagai lawannya.

"Siapa pun lawannya, kami siap tempur, kami tidak anggap remeh, jadi itu. Kok cerita-cerita kotak kosong ini, entar dululah," kata Gibran.

Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka resmi mendapatkan rekomendasi PDIP maju sebagai calon wali kota Solo. Dia akan dipasangkan dengan Teguh Prakoso yang sebelumnya merupakan calon wakil wali kota dari Achmad Purnomo.

Sementara di Pilkada Solo, Gibran tidak hanya mendapatkan dukungan dari PDIP. Pengusaha muda itu juga telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai besar semisal Golkar, Gerindra, PSI dan kini PAN. Gibran hingga saat ini masih belum mendapatkan dukungan dari PKS.

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan kesiapan Gibran dalam Pilkada serentak 2020. Dia mengaku PDIP telah memiliki strategi pemenangan bagi putra sulung Presiden Jokowi itu, termasuk kalau melawan kotak kosong.

"Strategi kami sudah punya tapi nggak mungkin saya sampaikan. Kalau perang disampaikan strategi nanti malah dibedil (ditembak) duluan," kata Hadi Rudyatmo di Jakarta, Rabu (5/8).

photo
Kontroversi Pilkada di tengah pandemi Covid-19. - (Berbagai sumber/Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement