REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY, mengukuhkan Tim Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia (Getar Thala). Tujuannya, meningkatkan pengetahuan dan peran aktif sekolah menanggulangi anemia remaja.
Pengukuhan dilakukan Bupati Sleman, Sri Purnomo, kepada perwakilan siswa dan guru 30 SMA/sederajat. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Wisnu Murti Yani mengatakan, pengukuhan didasari tiga masalah kesehatan Indonesia kini.
Tiga masalah kesehatan itu mulai dari masih tingginnya penyakit infeksi, masih meningkatnya penyakit tidak menular, dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi.
"Triple burden yaitu stunting, wasting, obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia," kata Wisnu.
Pemeriksaan (sampling 500 remaja) pada 2016 ada 15,74 persen, 2017 ada 12,60 persen dan 2018 ada 22,86 persen terkena anemia. Pada 2019, Sleman telusuri penyebab memeriksa 100 remaja putri dan 12,8 persen karena defisiensi besi.
Untuk itu, penting memperbaiki anemia remaja dengan memberi suplemen zat besi dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD) satu pekan sekali. Pemkab Sleman telah pula mengeluarkan surat edaran terkait minum TTD bersama di sekolah.
"Tim GeTAR Thala ini dibentuk untuk menjamin kelancaran dan kontinuitas kegiatan minum TTD di setiap sekolah SMA/SMK/MAN sederajat di Kabupaten Sleman," ujar Wisnu.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan, keberadaan Tim Getar Thala Sleman saat ini sangat diperlukan. Terutama, demi mengintensifkan penurunan angka anemia, khususnya kepada remaja putri.
Menurut Sri, dampak yang ditimbulkan anemia sangat berbahaya dan menimbulkan efek jangka panjang. Tidak cuma penderita, tapi bagi anak yang dilahirkan karena salah satu penyebab kematian ibu perdarahan saat melahirkan.
Yang mana, lanjut Sri, dikarenakan ibu mengalami anemia saat remaja yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik, berlanjut hingga kehamilan. Karenanya, ia berharap Tim Getar Thala dapat mengedukasi lebih masyarakat.
"Mengingat selama ini anemia oleh sebagian masyarakat masih dianggap tidak membawa dampak yang serius," katanya.