REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Kampung Susun Akuarium diharapkan akan menjadi percontohan dan pelopor kampung urban atau perkotaan, khususnya bagi para pemangku kepentingan penata 21 kampung lainnya di Jakarta.
"Insya Allah apa yang dikerjakan di tempat ini akan diteruskan di tempat-tempat lain yang sudah masuk dalam rencana kita (penataan 21 kampung). Karena itu apa yang dikerjakan di tempat ini akan menjadi tonggak baru penataan kampung di seluruh Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peletakan batu pertama penataan Kampung Akuarium, di Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/8).
Ia menyebut, dengan peletakan batu pertama ini maka babak baru Kampung Akuarium telah dimulai. Program ini adalah salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas permukiman warganya melalui penataan kampung.
"Kita bersyukur proses yang terasa panjang bagi yang menjalani, sore hari ini menjadi bersejarah karena Insya Allah babak baru Kampung Akuarium dimulai hari ini. Dan Allah punya takdir bahwa hari kemerdekaan ini, Insya Allah dirayakan sebagai kemerdekaan warga Kampung Akuarium," ucap Anies.
Lebih lanjut, Anies mengatakan bahwa kehadiran Kampung Susun Akuarium ini merupakan wujud keadilan bagi seluruh warga Jakarta.
"PR (pekerjaan rumah) kita di tempat ini, kita ingin menghadirkan keadilan. Kita ingin seluruh warga memiliki hunian layak, sehingga mereka dapat bertumbuh kembang menjadi warga kota yang tetap mempertahankan karakter kampung. Karena Jakarta memiliki tradisi panjang tentang perkampungan. Karena itu saya mendukung sekali istilah yang dibangun di sini bukan rumah susun, tapi Kampung Susun Akuarium," tuturnya.
Yang perlu menjadi perhatian dalam penataan Kampung Akuarium ini menurut Anies, adalah pada proses perencanaannya yang memakan waktu lumayan panjang karena melibatkan berbagai pihak dan menyerap berbagai aspirasi dari warga, sehingga diharapkan akan memenuhi ekspektasi Warga Kampung Akuarium saat mereka sudah tinggal di dalamnya.
"Rancangannya sudah kita lihat dan telah didiskusikan dengan warga. Ada aspirasi warga di sini dan proses penyusunannya panjang ada aspirasi yang bermacam-macam, membutuhkan kesabaran ekstra dalam perencanaan ini, sehingga matang untuk dieksekusi dan semoga lancar," tuturnya.
Selain bersama masyarakat, Pemprov DKI juga mendapatkan dukungan atas rencana penataan Kampung Susun, organisasi masyarakat, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Urban Poor Consortium (UP) dan Rujak Center for Urban Studies yang menjadi fasilitator warga Kampung Akuarium.
Serta dari dunia internasional seperti UN Special Rapporteur yang juga melakukan penelitian serta menyumbangkan idenya untuk pembangunan Kampung Akuarium, serta PT Almaron Perkasa sebagai pihak swasta yang berkolaborasi dalam pembangunan Kampung Susun Akuarium.
"Perjalanan masih panjang, ini masih satu babak lagi, babak pembangunan, kita harus tetap kerja keras kerja tuntas rendah hati dan kita memohon kepada Allah dimudahkan dalam pembangunan ini serta berdoa agar diberikan kesehatan agar nantinya dapat menempati kampung susun ini," ucapnya.
Sementara itu, menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Sarjoko, Kampung Susun Akuarium akan dibangun di atas lahan sekitar 10 ribu meter persegi. Kampung ini akan terdiri dari lima blok dan diisi oleh 241 hunian dengan tipe 36.
"Pembangunan Kampung Akuarium rencananya dimulai pada September 2020. Pembangunan dilakukan berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 878 tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat," katanya.
Sarjoko menambahkan, perencanaan desain Kampung Susun Akuarium ini telah melibatkan partisipasi warga Kampung Akuarium dan telah melalui sidang tim ahli cagar budaya dan sidang pemugaran, tim ahli bangunan gedung dan direncanakan selesai pada Desember 2021 atau kemungkinan lebih cepat.