REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Kementerian Pertanian RI bergegas menyempurnakan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Provinsi Sumatra Barat. Khususnya untuk bergabung pada gugus tugas Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) menyongsong pembangunan pertanian era industrialisasi 4.0.
Syaratnya, tersedia data akurat dan terkini BPP untuk terhubung ke pusat data pertanian, Agriculture War Room (AWR) di Jakarta. Upaya tersebut ditempuh Kementan dengan kegiatan 'Pengawalan Laporan Utama KostraTani di BPP' oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di Pasaman Barat (Pasbar) pada Kamis (13/8). Kegiatan serupa berlangsung simultan di Provinsi Lampung dan Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Pasaman Barat, Sukarli menyambut antusias Gerakan KostraTani oleh BPPSDMP untuk menyempurnakan fungsi BPP. Dia optimistis pihak-pihak terkait dan para pemangku kepentingan di Pasbar akan terlibat aktif mendukung kinerja BPP KostraTani.
"Pertanian Pasaman Barat memiliki potensi besar. Petani didampingi penyuluh tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mematuhi Protokol Kesehatan," kata Sukarli saat membuka kegiatan yang digelar oleh Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Balai Veteriner Bukittinggi, unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) selaku pembina dan pendamping BPP model KostraTani di Sumatera Barat berperan aktif menggerakkan penyuluh, fungsional dan Admin IT mengikuti kegiatan sosialisasi.
"KostraTani berperan penting dalam pengambilan kebijakan strategis pertanian dari tingkat kecamatan. Digagas oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menggerakkan potensi pertanian seluruh Indonesia, tak terkecuali Sumatera Barat maupun Pasbar," kata I Wayan Ediana, Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian - Pusluhtan BPPSDMP saat sosialisasi input data.
Hal itu, kata Wayan, mengacu instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang berharap 1.000 BPP selaku model KostraTani, dapat melaporkan data dan pantauan lapangan real time ke dashboard AWR pada HUT Kemerdekaan RI ke-75 pada 17 Agustus 2020.
"Sarana dan prasarana BPP yang harus dilengkapi berupa penyajian data dashboard informasi di BPP dan mengisi 53 form tentang profil BPP," kata I Wayan Ediana mengutip arahan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, Jumat (14/8).
Sementara data yang dibutuhkan petani dari BPP meliputi perkembangan curah hujan, informasi perkembangan organisme pengganggu tanaman [OPT], informasi harga komoditas lima tahun terakhir dan informasi lahan kering.
"KostraTani didisain dan dikembangkan untuk menjawab tantangan, mengatasi kendala dan manfaatkan peluang dengan melibatkan semua pihak terkait berperan aktif membangun pertanian dari desa hingga kecamatan di seluruh Indonesia," ujar dia.
Ke depan melalui AWR, penyuluh BPP KostraTani diminta melaporkan kegiatan lapangan secara online ke website http://laporanutama.pertanian.go.id. tentang laporan pertanaman padi, jagung dan kedelai disingkat Pajale.
"Kegiatan input data seminggu sekali, setiap hari Jumat pagi, sebagai akumulasi kegiatan dalam satu minggu, jangan menjumlahkan menjadi data per minggu, karena secara sistem akan menjumlah sendiri," katanya.