REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan sidang tahunan dinilai sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pembatasan jumlah kehadiran peserta sidang dilakukan mengingat pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Indra Iskandar mengatakan bahwa anggota DPR yang akan hadir di ruangan sebanyak 176 anggota. "Jadi untuk unsur DPR itu pimpinan DPR, ketua fraksi, sekretaris fraksi, ketua komisi dan wakil ketua komisi, serta kapoksi termasuk ketua AKD dan wakilnya. jumlahnya setelah dibuat matrik karena ada yang merangkap ketua fraksi dan ketua komisi macam-macam itu setelah dimatrik sekitar 176 dari DPR," kata Indra, Kamis (13/8).
Sedangkan dari unsur MPR, Indra menambahkan, ada sekitar 51 unsur pimpinan MPR, dan 50 DPD. Kemudian dari unsur pemerintah, yang hadir secara fisik hanya Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta para menteri koordinator (menko). Sementara menteri lain mengikuti sidang secara virtual.
"Duta besar diundang melalui virtual, tidak ada Gita Bahana Nusantara, tidak ada, sangat minimalis lah," tutur Indra.
Hal senada juga disampaikan Sekjen MPR Maruf Cahyono. Maruf mengatakan yang hadir pada sidang tahunan kali ini tidak lebih dari 300 orang. Ia menegaskan, pembeda paling terlihat pada sidang tahun ini dengan sidang sebelumnya adalah pemberlakuan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Kalau dulu tentu dengan peserta yang cukup banyak, kalau ini kalau kita kalkulasi kapasitas gedung yang sekitar seribu, kurang dari 1/3 yang ada di dalam. Jadi saya kira 1 banding 3 ya," tuturnya.
Sementara itu Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, bahwa tak semua anggota DPR hadir secara fisik dalam sidang tahunan kali ini. Dasco mengaku yang akan hadir secara fisik sudah dipilih melalui masing-masing fraksi dan juga sudah dilakukan dengan protokol Covid secara ketat.
"Seperti juga para rekan-rekan wartawan, dan pengamanan semua melakukan swab test, mematuhi protokol Covid yang akan diterapkan selama acara berlangsung," ujarnya.