REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar ratusan orang menjadi mualaf di satu daerah mendapatkan perhatian tinggi dari pembaca Republika.co.id, pada Rabu (13/8). Sementara nama Anies Baswedan masih menjadi konsumsi berita yang legit untuk dibaca.
Dua berita soal mualaf dan Anies memuncaki daftar Top 5 News pada Rabu, 12 Agustus 2020 yang diturunkan Republika.co.id. Berikut daftar lengkapnya:
1. 100 Orang Jadi Mualaf dalam Dua Tahun di Daerah Ini
BELAIT--Pusat Dakwah Islam Cabang Kabupaten Belait, Brunei Darussalam, menggelar dua acara pengucapan syahadat bagi Aliffi bin Rosman (27 tahun) dan sepasang ibu dan anak, Saidah anak Tinting (66) dan Denny Yapp (40).
Acara konversi ini diawasi oleh Ustad Muhammad Rushdi bin Abdullah, seorang tokoh agama di wilayah tersebut, dan Ustadzah Salimah binti Haji Hassan, Pembantu Unit Dakwah Distrik Belait, dan Ustad Muhammad Nur Aisamuddin bin Muhammad Hanafi.
Setelah pengucapan syahadat, para mualaf diberikan bingkisan oleh Ketua Unit Dakwah Distrik Belait Ustazah Zikrinaidah binti Haji Mat Dikir sebelum ditutup dengan pembacaan Doa Selamat oleh Ustaz Abdul Khaliq bin Kamree. Ustazah Hajah Salimah juga memberikan bingkisan kepada para mualaf.
Baca berita selengkapnya di sini
2. DKI Paling Demokratis, Kenapa Anies Dituding Intoleran?
JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dituding warganet sebagai sosok yang intoleran dan diskriminatif. Sayangnya, hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan DKI Jakarta menjadi provinsi paling demokratis di Indonesia. Hal itu menandakan Jakarta sukses menjaga toleransi antarwarga dengan nilai harmonisasi dan rasa gotong royong tinggi.
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiono mempertanyakan pihak-pihak tertentu yang menuding Anies memiliki kebijakan intoleran. Menurut dia, tudingan seperti itu tidak perlu direspon Anies, yang lebih baik fokus dalam penanganan Covid-19 di Jakarta lantaran laporan kasus positif setiap hari semakin tinggi.
"Jangan terlalu menanggapi, santai sajalah, fokus pada kondisi DKI Jakarta saat ini. Karena hal-hal seperti itu subjektif, namanya sudah politis," ujar anggota Fraksi Demokrat DPRD DKI di Jakarta pada Selasa (11/8).
Baca berita selengkapnya di sini