REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memandang urusan kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 saat ini bukanlah sesuatu yang dilematis. Ia meyakini ekonomi dan kesehatan manusia bisa sama-sama diselamatkan.
"Saya punya resep, saya punya tesis melewati buku ini. Bahwa sebenarnya sangat bisa dua-duanya diselamatkan, jangan ada yang dikorbankan, manusia tentu diutamakan penyelamatan jiwanya, tapi tidak perlu ekonomi menunggu sampai semua sudah terang benderang sudah aman," kata SBY dalam acara peluncuran dua buku monograf terbarunya di Lavani Sports Center, Cikeas, Jawa Barat, Senin (10/8).
Ia memandang pemerintah seharusnya tidak membiarkan krisis terjadi berlarut-larut. Menurutnya perlu ada langkah cepat dan tepat dari pemerintah untuk menangani pandemi ini.
"Sebetulnya sangat bisa dilakukan secara bersamaan, tentu dengan strategi yang tepat, dengan kebijakan yang tepat, dengan aksi yang tepat pula," ujarnya.
Mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut menilai ketepatan pemerintah dalam menetapkan prioritas merupakan bagian dari kesuksesan. Selain itu, dirinya menyarankan agar pemerintah memprioritaskan mengendalikan pandemi yang saat ini masih zona merah.
"Tadi itu, yang zona merah segera ubah menjadi kuning satu dua bulan ini, yang kuning menjadi hijau satu dua bulan ini, misalnya. Dengan demikian itu dulu, karena ekonomi itu akan segera merata, melengkapi, menyusul," ungkapnya.
Kemudian SBY juga berpesan agar pemerintah hati-hati dalam mengalokasikan anggaran yang ada. Jangan sampai menambah utang baru. Ia mendukung agar anggaran yang ada dialokasikan untuk kesehatan.
"Mustinya alokasinya untuk stop krisis. Dialirkan ke dunia kesehatan, APD-nya, kemudian pelayanan kesehatannya, semua, seluruh tanah air, agar semakin sedikit, semakin sedikit, semakin sedikit maka akhirnya nol nantinya, insya allah," tuturnya.