Senin 10 Aug 2020 16:24 WIB

Program Desa Berinovasi Diluncurkan di Hakteknas 2020

Dari 74.953 desa di Indonesia, sekitar 30 persen masih kurang sentuhan inovasi

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar hadiri peringatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 di Gedung BJ Habibie, Jakarta Senin (10/8).
Foto: Kemendes PDTT
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar hadiri peringatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 di Gedung BJ Habibie, Jakarta Senin (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani Nota Kesepahaman untuk peluncuran program `Desa Berinovasi`.

Penandatanganan ini dilakukan di tengah peringatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2020 di Gedung BJ Habibie, Jakarta Senin (10/8), yang disaksikan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma`ruf Amin melalui sambungan virtual.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar bersyukur dengan adanya kerjasama ini karena memang desa-desa di Indonesia sebanyak 74.953 memang masih membutuhkan sentuhan dan perhatian dari sejumlah pihak.

"Dari 74.953 desa di Indonesia, sekitar 30 persen masih kurang sentuhan inovasi," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Selain itu, dalam catatan Gus Menteri, masih ada sekitar 3.000 desa yang belum tersentuh oleh listrik dan sekitar 11.000 desa yang belum ada jaringan internet.

"Desa-desa ini membutuhkan bantuan dari sejumlah pihak agar bisa berkembang dan maju," kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.

Olehnya, sentuhan teknologi dari Kemenristek/BRIN maka inovasi Teknologi Tepat Guna Desa berupa pembangkit listrik "Pycohydro" yang mana melalui program ini juga, skalanya akan dinaikkan menjadi "Microhydro" bakal memberi penerangan bagi desa yang belum tersentuh listrik.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, proses hilirisasi inovasi memang tidak mudah, perlu melewati sejumlah tahapan sebelum bisa dipasarkan, antara lain sertifikasi, uji klinis, hingga izin edar.

Karena itulah dibutuhkan kerja sama penta-helix antara inovasi, akademisi, investor/industri, dan pemerintah untuk mengawal hilirisasi inovasi tersebut.

"Semoga peringatan Hakteknas 2020 ini dapat menjadi motivasi bagu inovator lainnya, dan semakin banyak produk baru," kata Wapres Amin.

"Bagi para peneliti dan inovator yang belum berhasil, jangan berhenti berusaha. Suatu hari nanti akan menemukan inovasi baru dan bermanfaat," imbuh dia.

Wapres juga mengapresiasi kinerja Konsorsium Riset Covid-19. Hingga saat ini, konsorsium di bawah Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Inovasi dan Riset Nasional (Kemristek/BRIN) itu sudah menelurkan 57 produk inovasi Covid-19.

Desa Berinovasi merupakan program yang bertujuan untuk menggerakkan ekonomi, dan menemukan peluang bisnis melalui penerapan teknologi untuk pengembangan produk unggulan, serta membangun keterampilan dan kompetensi masyarakat.

Pengembangan teknologi tepat guna dilakukan melalui 11 bidang usaha yakni pariwisata, hasil perkebunan, hasil pertanian, budidaya non pangan, pengolahan hasil perikanan, budidaya pangan, pengolahan hasil peternakan, pengolahan makanan dan minuman, kerajinan, dan pengolahan sampah.

Program Desa Berinovasi, Kemendes PDTT sebagai leading sector mengembangkan potensi desa secara ekonomi akan fokus pada pemberdayaan potensi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Gus Menteri sedianya mengikuti kegiatan Hakteknas ini di Dusun Tumba Desa Tamaela Kabupaten Gorontalo, namun karena pertimbangan lain makanya urung hadir dan mengikuti acara di Kemeristek di Jakarta. Menteri Halim pun menyapa warga Dusun Tumba yang mengikuti peringatan Hakteknas via virtual ini.

Dusun Tumba ini termasuk dalam program #desaberinovasi yang digagas oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebagai Mitra Perguruan Tinggi Untuk Desa (Pertides).

Keduanya bersinergi dengan baik dalam melakukan inovasi Teknologi Tepat Guna Desa berupa pembangkit listrik "Pycohydro" yang mana melalui program ini juga, skalanya akan dinaikkan menjadi "Microhydro" bersama sentuhan teknologi dan inovasi Kemenristek/BRIN 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement