REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Sejumlah penyuluh dan admin pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dari Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan, belum lama ini, mengikuti pelatihan dan sosialisasi digitalisasi tugas, fungsi dan peran BPP. Menyusul penetapan BPP Tarakan Kota dan BPP Nunukan sebagai BPP model KostraTani di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Fokus kegiatan pada pengembangan kedua BPP di wilayah perbatasan utara RI tersebut menjadi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani), yang diusung Kementerian Pertanian RI untuk menjawab tantangan era industrialisasi 4.0.
Penyuluh Pusat Kementan, Bambang Gatut Nuryanto, pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Kaltara, melaporkan kegiatan pelatihan teknologi informasi (IT) dan manajemen data melalui video conference diinisiasi oleh Kepala UPT Karantina Pertanian Tarakan, A Alfarizi, untuk akselerasi BPP model KostraTani.
"Materi pelatihan tentang strategi pengembangan BPP model KostraTani dan identifikasi BPP, narasumbernya dari penyuluh pusat Kementan," kata Bambang GN melalui keterangan tertulis yang diterima Kamis (6/8).
Dia menambahkan, materi tentang implementasi laporan utama Kementan dan e-RDKK dipaparkan Kasubbag Data dan Evaluasi BPPSDMP, Acep Hariri. Sementara update data dan Cyber Extention oleh Hari Saktiawan dari Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP.
Kegiatan sosialisasi juga diberikan pada camat sebagai Ketua KostraTani dan jajaran musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) meliputi Komando Rayon Militer (Koramil), Kepolisian Sektor (Polsek), kepala desa/lurah, penyuluh pertanian dan para fungsional di BPP.
Pengembangan KostraTani digagas Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk menjalankan dan mengawal pembangunan pertanian nasional, mengusung semangat pertanian maju, mandiri dan modern.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengingatkan eksistensi BPP selama ini digadang-gadang menjadi pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, hingga pusat bangun kemitraan.
"Sayangnya, upaya tersebut belum maksimal. Belum semua BPP koneksi ke Agriculture War Room atau AWR dari KostraTani," kata Dedi Nursyamsi dalam berbagai kesempatan jumpa petani dan penyuluh melalui video conference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP).
Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah mengingatkan tentang penyuluh Kostratani, harus mampu menjadi insan yang andal, tekun, dan profesional. Penyuluh milenial harus selalu update IT serta mampu mengoperasionalkan seluruh perangkat sistem yang dipersiapkan Kementan.
"Paling penting mereka juga harus melek teknologi agar bisa memberikan ilmunya kepada petani," kata Siti Munifah yang juga mantan Kepala Pusluhtan BPPSDMP.
Bambang GN menambahkan rumusan hasil pelatihan memutuskan bahwa laporan BPP harus satu pintu. Data Simluhtan belum memadai, harus terus di-update datanya. Pertimbangkan keterbatasan sarana IT dan biaya operasional untuk pengembangan KostraTani.
"Laporan program utama Kementan setiap Jumat pada kegiatan MSPP, pengawalan program utama Kementan oleh penyuluh, pembentukan WA Group untuk BPP Nunukan dan BPP Tarakan Kota," kata Bambang GN.