REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meminta kepala daerah di Cirebon, baik bupati maupun wali kota, agar pemeriksaan swab kepada masyarakat terus ditingkatkan. Dia mengingatkan agar pelaksanaan tes swab dilakukan terhadap minimal satu persen dari jumlah penduduk.
‘’Cirebon harus meningkatkan tes swabnya,’’ ujar pria yang akrab disapa Emil itu, setelah menghadiri rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, di salah satu hotel di Kota Cirebon, Rabu (5/8).
Emil menilai, salah satu kelemahan selama ini, hasil penelusuran kontak erat dengan pasien Covid-19 baru dua sampai tiga orang. Padahal, setiap satu kasus positif Covid-19, harus minimal 20 kontak erat yang dites swab.
Emil mengungkapkan, pemeriksaan swab secara agresif perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus. Pihaknya pun akan menerjunkan tim khusus untuk melacak minimal 20 orang yang pernah berkontak erat dengan kasus Covid-19.
Emil menyebutkan, dari sekitar 500 ribu warga Jabar yang menjadi target tes swab, sekitar 160 ribu orang di antaranya telah melakukan tes tersebut. Tes swab terutama dilakukan terhadap orang-orang yang rentan terpapar Covid-19, seperti ODP, PDP, maupun kontak erat pasien Covid-19.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, menyatakan, tes swab terhadap kontak erat pasien positif di Kabupaten Cirebon sudah melampaui angka minimal 20 orang.
‘’Contohnya untuk pasien nomor 10 itu ada 50 orang hasil pelacakannya,’’ tutur Enny.
Enny menyatakan, Pemkab Cirebon telah menargetkan pemeriksaan swab terhadap satu persen dari jumlah penduduknya, atau sekitar 22 ribu orang. Dari jumlah tersebut, pemeriksaan swab yang sudah dilakukan sekitar 7.000 orang.
Jumlah tersebut belum termasuk pemeriksaan swab kepada 4.000 kader Posyandu yang akan membantu pelaksanaan bulan penimbangan bulan balita. Pemeriksaan swab itu saat ini masih berjalan.
Enny mengungkapkan, untuk mencapai target pemeriksaan swab tersebut, Pemkab Cirebon telah mengganggarkan sekitar Rp 20 miliar. Namun dia belum dapat memastikan kapan target tes swab itu akan tercapai seluruhnya karena tergantung ketersediaan reagen.