Selasa 28 Jul 2020 00:54 WIB

Pakar: Anak Stunting Berisiko Gangguan Jantung Saat Dewasa

Kondisi stunting akan berdampak pada kehidupan tiga generasi.

Ilustrasi Jantung. Anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami gangguan fungsi organ, seperti jantung, ginjal, otak, dan lainnya saat ia dewasa.
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Jantung. Anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami gangguan fungsi organ, seperti jantung, ginjal, otak, dan lainnya saat ia dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami gangguan fungsi organ, seperti jantung, ginjal, otak, dan lainnya saat ia dewasa. Anak yang stunting karena kurang mendapatkan asupan gizi selama dalam kandungan dan dua tahun setelah dilahirkan akan memiliki masalah pada perkembangan organ-organ di dalam tubuhnya pada masa pertumbuhan tersebut.

Pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof dr Endang L Achadi, M.PH, Dr. PH mengatakan kekurangan gizi yang dialami anak saat masa 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga dua tahun sangat berpengaruh pada perkembangan berbagai fungsi organ di dalam tubuh, mulai dari jantung, ginjal, otak, dan lainnya yang terhambat saat masa pertumbuhan. Hal itulah, katanya, yang menyebabkan anak tersebut memiliki risiko lebih tinggi memiliki penyakit yang berkaitan dengan gangguan kesehatan pada organ tubuh, seperti hipertensi, gagal ginjal, jantung koroner, dan juga diabetes melitus.

Baca Juga

"Artinya seorang anak yang menderita stunting kemungkinan besar juga berisiko mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya," kata Endang dalam webinar bedah buku stunting yang ditulis oleh beberapa pakar, dipantau di Jakarta, Senin (28/7).

Dia menjabarkan penelitian yang dilakukan di Inggris bahwa kelompok bayi yang terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung koroner dibandingkan bayi yang lahir di atas 2.500 gram. Berbagai penyakit yang dialami oleh anak tersebut saat dewasa diakibatkan terhambatnya fungsi organ tubuh sehingga tidak berkembang sempurna hingga dewasa. 

"Penyakit kronis tersebut berasal dari respons tubuh terhadap kekurangan gizi pada masa awal kehidupan, yaitu penyakit yang berakar dari periode saat terjadinya perkembangan organ tubuh," kata dia.

Endang menerangkan kondisi stunting yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan organ-organ tubuh pada anak, termasuk otak, bisa menyebabkan anak tersebut memiliki kemampuan berpikir di bawah anak-anak yang tidak stunting.

Dengan begitu, kata dia, kondisi stunting pada anak tidak hanya berdampak pada individu yang bersangkutan, namun juga pada kondisi SDM suatu negara. Bahkan endang menyebut kondisi stunting akan berdampak pada kehidupan tiga generasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement