REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Suhu di pagi di Jawa Timur (Jatim) terasa lebih dingin selama beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut ditemukan merata di seluruh kawasan Jatim.
Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, seluruh daerah di Jatim tengah mengalami musim bediding. Bediding adalah sebuah istilah dalam bahasa Jawa untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok, khususnya di awal musim kemarau.
"Kondisi ini hampir merata dirasakan di semua daerah di Jatim," kata Teguh dikonfirmasi Senin (27/7).
Teguh menjelaskan, musim bediding ialah kondisi pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya. Teguh menegaskan, kondisi semacam ini adalah sesuatu yang wajar dan kerap dirasakan ketika memasuki musim kemarau.
"Itu wajar dan normal kalau musim kemarau," ujar Teguh.
Teguh menjelaskan, bediding terjadi karena di musim kemarau tutupan awan pada malam hari lebih sedikit. Bahkan tidak ada sama sekali. Kemudian radiasi matahari yang sampai ke bumi adalah nol. Sehingga energi yang menghangatkan permukaan bumi adalah energi gelombang panjang yang dipancarkan bumi sendiri.
"Apabila kondisi berawan, maka energi yang dipancarkan ke angkasa, sebagian akan dipantulkan kembali ke bumi. Sebaliknya, jika tidak ada awan maka energi hangat itu tidak kembali dipantulkan ke bumi. Sehingga suhu udara semakin dingin," kata Teguh.