Senin 27 Jul 2020 06:11 WIB

MUI: Kita tak Ingin Maju Kalau Keadilan Diinjak-injak

MUI tidak menginginkan negara ini sekadar maju, tapi juga berkeadilan dan beradab.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Sekertaris Jendral Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas
Foto: Republika/Darmawan
Sekertaris Jendral Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas mengatakan, Indonesia harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menjadi negara maju yang diperhitungkan oleh dunia. Menurut, menurut dia, semua hal yang menghambat kemajuan itu juga harus disingkirkan. 

Sejak didirikan pada 26 Juli 1975, MUI kini telah menapaki usianya yang ke-45. Anwar berharap, MUI bisa turut serta dalam memajukan Indonesia. Namun, kata dia, MUI tidak menginginkan negara ini sekadar maju, tapi juga berkeadilan dan beradab. 

"Kita tidak ingin maju kalau seandainya keadilan diinjak-injak, kita tidak ingin maju kalau sandainya kedzaliman dan diskriminasi di mana-mana, kita ingin maju kalau seandainya keadilan, etika, akhlak, dan adab itu tegak," ujar Anwar kepada Republika.co.id melalui pesan What'sApp, Ahad (26/7).

Dia mengatakan, MUI berharap Indonesia tidak hanya maju dari sisi materialnya saja, tapi juga dari sisi spiritualitasnya. Karena itu, menurut dia, MUI menginginkan negara ini tetap menjaga jatidirinya sebagai bangsa yang beragama dan bangsa yang bertuhan. 

"Karena kita adalah sebuah negara yang mungkin satu-satunya di dunia yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembelaan akan agama, tentang kemanusiaan, tentang persatuan dan kesatuan, tentang permusyarawatan dan tentnag keadilan," katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa secara konseptual Indonesia memang memiliki kelebihan, tetapi di dalam pelaksanaannya masih terlihat banyak kelemahan. Karena itu, dia mengimbau kepada semua pihak untuk selalu meningkatkan persatuan dan mempererat rasa kebersamaan. 

"Dan mari kita singkirkan segala hal-hal yang bertentangan dengan falsafah bangsa kita yaitu Pancasila dan UUD 1945," ucap Ketua PP Muhammadiyah ini.

Selain itu, Anwar juga mengimbau kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk selalu memperhatikan isi Pancasila dan UUD 1945 ketika akan membuat undang-undang. "Karena Pancasila dan UUD 1945 itulah yang telah berhasil merekat persatuan dan kesatuan kita selama ini," jelasnya. 

Dia menuturkan, bangsa ini bisa tetap utuh sampai sekarang juga karena tetap konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat oleh The Founding Fathers. Karena itu, dia pun mengimbau kepada semua pihak untuk tidak menciderai kesepakatan tersebut. 

"Jangan nodai kesepakatan yang telah dibuat para pandahulu tersebut. Mari ita jaga dan pelihara, mari kita sempurnakan, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini akan berjalan dengan baik dan rakyat akan hidup dengan aman, makmur, sejahtera, serta berkeadilan dan beradab," katanya. 

"Dan dalam bahasa agama kita meninginkan negeri ini menjadi apa yang disebut dalam Alquran yaitu baldatun thayyibatun warabbun ghafur," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement