Ahad 26 Jul 2020 00:30 WIB

20 Anak Muda Pamerkan Inovasi Digital

Inovasi digital diharapkan bisa menjawab masalah sosial di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 20 anak muda dari keluarga kurang mampu unjuk kebolehan dengan memamerkan enam model inovasi digital yang memiliki manfaat sosial. Kegiatan demo inovasi ini merupakan puncak program Markoding Digital Innovation yang diselenggarakan UNICEF dan Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa (Markoding) dengan dukungan dari perusahaan teknologi global ARM dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

“Membangun keterampilan anak-anak muda adalah hal prioritas dalam dunia yang berubah begitu cepat saat ini,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini, dalam siaran persnya, Sabtu (25/7).

Baca Juga

Comini mengatakan peserta memanfaatkan aplikasi ponsel pintar, permainan daring, dan situs untuk memberikan solusi guna menjawab beragam permasalahan. Masalah yang diselesaikan berupa pengelolaan sampah hingga kesehatan diri dan jiwa. Inovasi mereka ditampilkan di hadapan pejabat pemerintah, investor, dan perusahaan swasta.

Para peserta itu disaring dari 482 remaja berusia antara 15 sampai 19 tahun di Jakarta yang mengikuti tahap awal program. Mereka yang terpilih kemudian mengikuti pelatihan eksklusif selama dua bulan dan dibina oleh mentor sukarela dengan beragam latar belakang profesi.

Para peserta dibekali dengan keterampilan teknis dan kecakapan abad ke-21, seperti kreativitas, pengambilan keputusan, dan kerja tim agar mereka mampu mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi-solusi digital sebagai tim.

“Dengan bekerja sebagai tim untuk menciptakan program-program seperti yang mereka lakukan dalam tantangan inovasi ini, kami berharap para remaja akan terdorong mempelajari keterampilan baru, mencari ide baru, menjawab masalah, dan siap berperan meningkatkan kemakmuran bangsa," ujar Comini.

Sebuah studi baru dari UNICEF menunjukkan bahwa daya kreativitas, berpikir kreatif, dan keterampilan digital adalah tiga jenis kompetensi yang dianggap paling penting dimiliki remaja untuk masa depan mereka.

Banyak remaja merasa keterampilan-keterampilan itu tidak mereka dapatkan di sekolah. Temuan ini sejalan dengan pendapat responden studi yang berasal dari sektor swasta yang menyoroti kondisi kelangkaan keterampilan lunak yang signifikan di kalangan calon karyawan dan karyawan baru.

"Kami ingin menumbuhkan generasi muda yang sadar akan permasalahan di sekitarnya, agar mereka menggunakan kreativitas untuk menciptakan solusi terhadap tantangan yang dihadapi, aktif mengasah empati dan kemauan belajar, serta yakin mereka bisa membawa perubahan,” ujar CEO & Pendiri Markoding Amanda Simandjuntak.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement